UMKMJATIM.COM – Anik Pujiastutik, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Desa Bunut Wetan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, berhasil mengembangkan usaha stik bayam Brazil yang berawal dari kegiatan kelompok Dasawisma RW 5.
Kelompok yang telah berdiri selama satu tahun ini melaksanakan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), yang bertujuan memanfaatkan hasil panen sayuran menjadi produk olahan bernilai ekonomi tinggi.
Salah satu hasil utama dari program ini adalah stik dan keripik yang dibuat dari bayam Brazil.
Dalam program P2L, kelompok ini menanam berbagai jenis sayuran, termasuk bayam Brazil, yang masih tergolong langka dan belum banyak dikenal masyarakat luas.
Karena budidayanya yang belum umum, risiko gagal panen cukup tinggi.
Namun, Anik telah mengantisipasi kemungkinan tersebut dengan memanfaatkan lahan di sepanjang pinggiran sungai untuk menanam bayam Brazil.
Dengan metode ini, tanaman mendapatkan pengairan alami langsung dari sungai,
sehingga dapat mencegah gangguan aliran air serta mengurangi risiko kekeringan yang sering dihadapi para petani.
Anik menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan yang sebelumnya tidak digunakan ini merupakan bagian dari strategi untuk mengoptimalkan hasil pertanian.
Dalam pengolahan hasil panennya, kelompok Dasawisma RW 5 dibagi menjadi dua bagian, yaitu tim yang bertanggung jawab dalam budidaya tanaman dan tim yang mengolah hasil panen menjadi makanan ringan.
Proses pembuatan stik dan keripik bayam Brazil ini tidak jauh berbeda dari pembuatan stik pada umumnya, hanya saja ditambahkan bayam Brazil sebagai bahan utamanya.
Produk yang dihasilkan juga dibuat tanpa bahan pengawet, sehingga hanya dapat bertahan selama dua hingga tiga bulan dalam kondisi penyimpanan yang baik.
Anik melihat potensi besar dalam usaha ini karena bayam Brazil jarang digunakan sebagai bahan dasar makanan ringan.
Hal ini menjadi keunggulan utama produknya dibandingkan dengan camilan lain yang sudah lebih dulu ada di pasaran.
Saat ini, stik bayam Brazil tersedia dalam tiga varian rasa, yaitu original, keju, dan pedas.
Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 6.000 per bungkus, produk ini berhasil menarik perhatian masyarakat sekitar.
Meskipun usahanya masih tergolong baru dan baru berjalan selama tiga bulan, Anik mengungkapkan bahwa permintaan terhadap stik dan keripik bayam Brazil cukup tinggi.
Dalam sebulan, produksinya telah mencapai sekitar 15 kg. Saat ini, produk yang dihasilkan dijual dalam sistem stok siap, tanpa pre-order (PO).
Mayoritas pembelinya berasal dari lingkungan sekitar, terutama para tetangga yang sudah mulai mengenal dan menyukai produk tersebut.
Ke depannya, ia berencana untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan memanfaatkan media sosial.
Namun, sebelum melangkah ke tahap promosi yang lebih luas, ia ingin memastikan bahwa produk yang dihasilkannya telah memiliki legalitas yang sesuai dengan standar usaha makanan ringan.
Sebagai Ketua TP PKK Desa Bunut Wetan, Anik memiliki visi yang lebih besar dalam pengembangan usaha mikro di desanya.
Ia berencana membentuk paguyuban UMKM yang akan menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk berbagi ilmu, pengalaman, serta saling memberikan evaluasi terhadap produk masing-masing.
Dengan adanya paguyuban ini, ia berharap para pelaku UMKM di Desa Bunut Wetan dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saing produk mereka.
Selain itu, ia juga menaruh harapan agar produk UMKM di desanya dapat mengisi rest area yang direncanakan akan dibangun sesuai dengan wacana dari Bupati Malang.
Baginya, produk-produk lokal harus mampu bersaing dengan oleh-oleh khas daerah lain yang sudah memiliki nama besar di pasaran.
Anik juga berpesan kepada para pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk mereka.
Menurutnya, fokus utama dalam usaha bukan hanya sekadar menghasilkan produk, tetapi juga memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik dan mampu memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Ia berharap semangat para pelaku UMKM tetap terjaga dan mereka terus berusaha mengembangkan usaha yang telah dirintis.
Melalui usaha stik dan keripik bayam Brazil, Anik tidak hanya membangun bisnis pribadi, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk turut serta dalam usaha berbasis pertanian berkelanjutan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, ia optimis bahwa UMKM di Desa Bunut Wetan dapat berkembang lebih besar dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.***