Lonjakan Harga Cabai Merah Besar di Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Terkejut

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Sunday, 2 March 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Awal bulan Ramadan tahun ini diwarnai dengan lonjakan harga kebutuhan pokok, salah satunya adalah cabai merah besar.

Tidak hanya cabai rawit yang mengalami kenaikan signifikan, tetapi harga cabai merah besar pun turut meroket.

Kenaikan yang terjadi bahkan mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya, membuat para pedagang dan konsumen di pasar tradisional kaget dengan perubahan harga yang begitu drastis.

Berdasarkan pemantauan di Pasar Anom Baru Sumenep pada Minggu (2/3/2025), harga cabai merah besar kini telah menyentuh angka Rp 120 ribu per kilogram.

Padahal, sepekan sebelumnya, harga komoditas ini masih berada di angka Rp 60 ribu per kilogram.

Dalam waktu singkat, harga naik bertahap, mulai dari Rp 60 ribu menjadi Rp 80 ribu, hingga akhirnya melonjak tajam ke Rp 120 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang di pasar tersebut, Aminah, mengungkapkan bahwa lonjakan harga cabai merah besar terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat, hanya dalam satu pekan.

Baca Juga :  Harga Kelapa Naik, Pedagang di Pasar Anom Baru Sumenep Resah

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, masyarakat lebih berfokus pada kenaikan harga cabai rawit yang sudah lebih dulu meroket.

Namun, kini harga cabai merah besar pun turut mengalami lonjakan yang mengejutkan.

Menurutnya, banyak konsumen yang tidak menyangka bahwa harga cabai merah besar bisa meningkat begitu tinggi.

Awalnya, mereka hanya mengantisipasi kenaikan harga cabai rawit, tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kedua jenis cabai tersebut mengalami kenaikan harga secara bersamaan.

Kondisi ini tentu menjadi perhatian para pedagang dan konsumen.

Meningkatnya harga cabai merah besar dan cabai rawit di tengah bulan Ramadan membuat banyak orang merasa khawatir, mengingat kebutuhan masyarakat akan bumbu dapur meningkat selama bulan suci ini.

Aminah berharap agar harga cabai dapat segera kembali stabil, sehingga daya beli masyarakat tidak terganggu.

Baca Juga :  Avian Brands Raih Penghargaan Internasional sebagai Pemimpin Pasar Cat dan Pelapis Indonesia 2024

Ia menyampaikan bahwa kenaikan harga yang terlalu tinggi bisa berdampak pada menurunnya jumlah pembeli,

terutama dari kalangan rumah tangga yang sangat bergantung pada cabai sebagai bahan utama dalam masakan sehari-hari.

Seiring dengan lonjakan harga cabai merah besar, harga cabai rawit juga terus merangkak naik.

Saat ini, harga cabai rawit telah mencapai Rp 140 ribu per kilogram. Fenomena ini semakin memperberat beban masyarakat, khususnya mereka yang memiliki usaha kuliner.

Banyak faktor yang memengaruhi kenaikan harga cabai ini.

Salah satunya adalah pasokan yang terbatas akibat cuaca yang tidak menentu, sehingga hasil panen berkurang.

Selain itu, permintaan yang tinggi di bulan Ramadan turut mendorong kenaikan harga.

Para pedagang berharap pemerintah dapat mengambil langkah untuk mengendalikan harga cabai, misalnya dengan mendatangkan pasokan dari daerah lain atau memberikan subsidi bagi petani agar produksi cabai tetap stabil.

Baca Juga :  Di Kediri Harga Cabai Rawit Anjlok, Petani dan Pedagang Harap Stabilitas Menjelang Idul Adha

Mereka juga menginginkan adanya regulasi yang dapat menjaga harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi masyarakat.

Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya ketahanan pangan dalam menghadapi perubahan harga yang fluktuatif.

Kenaikan harga cabai yang signifikan menjadi pengingat bahwa faktor cuaca, distribusi, dan permintaan pasar memiliki peran besar dalam menentukan harga komoditas di pasaran.

Di tengah situasi ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam berbelanja dan mencari alternatif bahan masakan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan dapur tanpa terbebani oleh harga yang melonjak.

Semoga dalam waktu dekat, harga cabai, baik cabai merah besar maupun cabai rawit, bisa kembali stabil sehingga tidak semakin membebani masyarakat, terutama di bulan Ramadan yang penuh dengan kebutuhan pangan yang meningkat.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Penjualan Kambing Kurban di Surabaya Anjlok hingga 50 Persen, Faktor Ekonomi Jadi Penyebab
Sapi Kurban Surabaya untuk Iduladha 2025, Wali Kota Imbau Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan
DPRD Kabupaten Malang Dukung Penyaluran Gaji PPPK Lewat BPR Artha Kanjuruhan, Dorong Kemandirian BUMD
Harga Jagung Tinggi, Petani Tuban Diuntungkan Kebijakan Pemerintah Pusat
BRI Salurkan Rp489 Miliar KUR di Ponorogo: Dorong UMKM Tumbuh dan Naik Kelas
Panen Raya Jagung Serentak: Kolaborasi Forkopimda Batu Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Presiden Prabowo Berikan Sapi Kurban Hampir 1 Ton untuk Ponorogo di Idul Adha 1446 H
PT RPH Surabaya Siap Layani Hewan Kurban Iduladha 2025, Pastikan Sehat dan Bebas Penyakit

Berita Terkait

Friday, 6 June 2025 - 20:30 WIB

Penjualan Kambing Kurban di Surabaya Anjlok hingga 50 Persen, Faktor Ekonomi Jadi Penyebab

Friday, 6 June 2025 - 20:00 WIB

Sapi Kurban Surabaya untuk Iduladha 2025, Wali Kota Imbau Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan

Friday, 6 June 2025 - 19:30 WIB

DPRD Kabupaten Malang Dukung Penyaluran Gaji PPPK Lewat BPR Artha Kanjuruhan, Dorong Kemandirian BUMD

Friday, 6 June 2025 - 19:19 WIB

Harga Jagung Tinggi, Petani Tuban Diuntungkan Kebijakan Pemerintah Pusat

Thursday, 5 June 2025 - 21:00 WIB

BRI Salurkan Rp489 Miliar KUR di Ponorogo: Dorong UMKM Tumbuh dan Naik Kelas

Berita Terbaru