Menjelang Ramadan, Harga Kelapa Melonjak, Pedagang Takjil Ikut Terdampak

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Saturday, 1 March 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Menjelang bulan suci Ramadan, harga berbagai kebutuhan dapur mengalami kenaikan signifikan.

Tidak hanya cabai dan bawang yang semakin mahal, tetapi harga kelapa juga mengalami lonjakan cukup drastis.

Bahkan, peningkatan harga kelapa sudah terjadi sebelum Ramadan tiba, membuat para pedagang dan pembeli harus beradaptasi dengan kondisi ini.

Salah satu pedagang kelapa di Pasar Srimangunan, Sampang, Sumiarsih, menyebutkan bahwa harga kelapa yang biasanya berkisar antara Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per buah, kini melonjak menjadi Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per buah untuk ukuran besar.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga ini sudah berlangsung sejak beberapa waktu lalu, bahkan sebelum bulan Ramadan dimulai.

Biasanya, para pedagang bisa menjual kelapa dengan harga lebih murah, namun kini harga dari pemasok juga sudah tinggi.

Baca Juga :  Jadwal Pencairan PKH 2025: Panduan Lengkap agar Keluarga Tidak Terlambat Memantau Bantuan

Selain itu, para pedagang kelapa di pasar hanya mendapatkan jatah sekitar 100 hingga 200 butir per hari, sementara permintaan terus meningkat seiring datangnya bulan puasa.

Tidak hanya pedagang kelapa yang merasakan dampak kenaikan harga ini, tetapi juga para penjual makanan dan takjil yang menggunakan kelapa sebagai bahan utama dalam hidangan mereka.

Salah satunya adalah Marwanah, seorang pedagang takjil yang setiap tahun berjualan di sekitar Monumen Trunojoyo, Sampang.

Ia mengungkapkan bahwa harga kelapa yang semakin tinggi membuatnya harus berpikir ulang dalam menyajikan hidangan berbuka puasa.

Menurutnya, santan merupakan bahan utama dalam banyak makanan takjil, seperti kolak, bubur sumsum, dan aneka kue basah.

Jika dikurangi, rasanya tentu akan berbeda dan tidak seenak biasanya.

Namun, jika tetap menggunakan takaran yang sama, modal yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

Baca Juga :  Anomali Cuaca Ancam Panen Tembakau di Sampang, Petani Harus Kerja Ekstra

Marwanah juga menyatakan bahwa pedagang kini menghadapi dilema antara menaikkan harga jual atau mengurangi porsi santan dalam olahan mereka.

Kedua pilihan tersebut memiliki risiko tersendiri: jika harga dinaikkan, pelanggan bisa berkurang, sedangkan jika kualitas rasa berubah, pembeli juga bisa kecewa.

Kenaikan harga kelapa bukanlah hal baru yang terjadi setiap memasuki Ramadan.

Hal ini disebabkan oleh permintaan kelapa yang cenderung meningkat drastis karena banyak makanan khas berbuka puasa yang menggunakan santan.

Masyarakat membutuhkan kelapa untuk berbagai olahan seperti kolak, bubur, opor ayam, hingga aneka kue basah.

Tidak hanya rumah tangga, tetapi juga rumah makan, katering, dan pedagang takjil ikut berlomba mendapatkan pasokan kelapa, sehingga stok di pasaran semakin terbatas dan menyebabkan harga terus naik.

Baca Juga :  Harga Cabai di Sumenep Turun Drastis Pasca Lebaran, Pedagang dan Warga Bernapas Lega

Selain faktor permintaan yang tinggi, beberapa pedagang juga menyebutkan bahwa pasokan kelapa dari petani berkurang akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.

Hal ini memperburuk situasi karena harga semakin tidak stabil menjelang bulan puasa.

Pedagang dan konsumen berharap harga kelapa bisa kembali stabil dalam waktu dekat agar mereka tidak terbebani oleh kenaikan harga yang terus berlanjut.

Marwanah berharap setelah Ramadan harga kelapa bisa kembali turun, karena jika kenaikan harga terus terjadi, para pedagang takjil seperti dirinya akan kesulitan mendapatkan keuntungan.

Meskipun harga kelapa melonjak, permintaan tetap tinggi karena masyarakat tetap membutuhkan bahan ini untuk berbagai hidangan khas Ramadan.

Para pedagang pun terus berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi pasar agar tetap bisa berjualan dan memenuhi kebutuhan pelanggan selama bulan puasa.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Panduan Lengkap Cara Cek Status PBI JKN Online Lewat HP Tanpa Ribet
Jadwal SNBP 2026 Terlengkap: Catat Timeline Resmi Seleksi Masuk PTN Tahun 2026
Cara Tarik Tunai KJP Plus di ATM Bank DKI dengan Mudah dan Aman: Panduan Lengkap 2025
Gerakan Pangan Murah di Tuban: Bakorwil II Bojonegoro Dorong Stabilitas Harga dan Ekonomi Lokal Menjelang Nataru
UMKM Malang Raya Didorong Naik Kelas: Penguatan Ekosistem dari Hulu ke Hilir Jadi Fokus Utama
Kemendag Pastikan Stok dan Harga Minyak Goreng MINYAKITA Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
BPJS Kesehatan Surabaya Perkuat Langkah Anti-Fraud JKN Lewat Kolaborasi Lintas Sektor
Cara Cek BPNT Desember 2025 Lewat Aplikasi Cek Bansos: Praktis, Cepat, dan Akurat

Berita Terkait

Saturday, 6 December 2025 - 12:00 WIB

Panduan Lengkap Cara Cek Status PBI JKN Online Lewat HP Tanpa Ribet

Saturday, 6 December 2025 - 10:00 WIB

Jadwal SNBP 2026 Terlengkap: Catat Timeline Resmi Seleksi Masuk PTN Tahun 2026

Saturday, 6 December 2025 - 08:23 WIB

Cara Tarik Tunai KJP Plus di ATM Bank DKI dengan Mudah dan Aman: Panduan Lengkap 2025

Friday, 5 December 2025 - 21:00 WIB

Gerakan Pangan Murah di Tuban: Bakorwil II Bojonegoro Dorong Stabilitas Harga dan Ekonomi Lokal Menjelang Nataru

Friday, 5 December 2025 - 20:30 WIB

UMKM Malang Raya Didorong Naik Kelas: Penguatan Ekosistem dari Hulu ke Hilir Jadi Fokus Utama

Berita Terbaru