UMKMJATIM.COM – Dalam upaya mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto terkait swasembada pangan nasional, khususnya komoditas beras,
Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo menginisiasi pertemuan dengan puluhan pemilik usaha penggilingan padi di wilayahnya pada Jumat siang, 11 April 2025.
Pertemuan tersebut berlangsung di Auditorium Mpu Sindok, yang terletak di Komplek Kantor Bupati Pasuruan.
Agenda utama pertemuan ini adalah sosialisasi penyerapan gabah oleh Perum Bulog, sekaligus menjalin kerja sama yang lebih erat antara pemerintah daerah, Bulog, dan para pelaku usaha penggilingan padi.
Sosialisasi ini bertujuan untuk menjaga kestabilan harga gabah di tingkat petani dan memastikan hasil panen dapat terserap secara optimal oleh Bulog.
Bupati Pasuruan menekankan bahwa pemerintah melalui Bulog siap menyerap gabah dari para petani dengan harga sebesar Rp 6.500 per kilogram.
Kebijakan ini diharapkan dapat melindungi kesejahteraan petani, terutama saat harga pasar turun di bawah harga acuan tersebut.
Rusdi menyatakan bahwa Bulog akan membeli gabah yang sudah matang dan siap panen, guna menghindari kerugian petani akibat anjloknya harga jual.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Rusdi menyampaikan bahwa harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan cukup layak, sehingga dapat memberikan keuntungan yang seimbang bagi petani, penggilingan padi, maupun pihak Bulog.
Ia pun optimistis bahwa jumlah pengusaha penggilingan yang bersedia bermitra dengan Bulog akan terus bertambah.
Sebelumnya, hanya 18 usaha penggilingan yang menjalin kerja sama, namun setelah sosialisasi, jumlahnya meningkat menjadi 31 unit usaha.
Rusdi juga mengajak para pemilik usaha penggilingan untuk tidak memandang Bulog sebagai pesaing,
melainkan sebagai mitra strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada beras membutuhkan kerja sama yang solid antar seluruh pemangku kepentingan.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Malang, M. Nurjuliansyah Rachman, menyambut baik inisiatif tersebut dan mengungkapkan rasa syukurnya atas meningkatnya jumlah mitra penggilingan padi di wilayah Pasuruan Raya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini Bulog tengah menghadapi tantangan dalam proses penyerapan gabah karena volume panen yang meningkat drastis, namun kapasitas penggilingan yang bermitra masih terbatas.
Nurjuliansyah menyebutkan bahwa penyerapan gabah oleh Bulog dilakukan melalui dua skema, yakni sistem jemput langsung ke sawah-sawah petani,
serta pembelian lewat mitra-mitra penggilingan padi yang tersebar di wilayah kerja Sub Divre Malang, termasuk Kabupaten Pasuruan.
Ia juga menyampaikan bahwa pihak Bulog akan memberikan kompensasi biaya operasional kepada mitra penggilingan dengan tarif yang kompetitif.
Skema ini diyakini akan menguntungkan semua pihak, baik Bulog, pengusaha penggilingan, maupun para petani.
Dengan kolaborasi yang semakin kuat antara Bulog dan pengusaha penggilingan padi,
diharapkan seluruh hasil panen petani di Pasuruan dapat terserap maksimal dan memberikan dampak positif terhadap upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional secara berkelanjutan.***