Harga Cabai Rawit Turun, Pasokan Melimpah dan Penyerapan Meningkat ke Bali dan Mataram

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Monday, 21 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Fluktuasi harga cabai rawit di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, kembali terjadi dalam skala normal.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Sabtu, 19 April 2025, terjadi penurunan harga sebesar Rp2.000 per kilogram untuk beberapa jenis cabai rawit merah (CRM).

Penurunan ini terjadi seiring dengan meningkatnya pasokan dari daerah sentra produksi.

Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa turunnya harga cabai rawit merah disebabkan oleh meningkatnya volume pasokan ke pasar, terutama dari wilayah lokal seperti Kediri dan Blitar.

Selain itu, penyerapan cabai rawit paling besar tercatat menuju wilayah Bali dan Mataram.

Baca Juga :  Petani Kediri Diminta Jaga Kualitas Gabah Demi Harga Optimal

Menurut Suyono, kondisi tersebut mempengaruhi stabilitas harga sehingga terjadi penurunan secara bertahap.

Harga terbaru untuk CRM varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya mencapai Rp55.000 per kilogram kini turun menjadi Rp53.000 per kilogram.

Sementara itu, varietas CRM Asmoro 043 dipasarkan dengan harga Rp52.000 per kilogram.

Cabai rawit lokal Kediri dijual dengan harga lebih rendah, yakni Rp43.000 per kilogram, sedangkan jenis cabai prentol atau tumi 99 berada di angka Rp40.000 per kilogram.

Tak hanya cabai rawit, harga cabai merah besar (CMB) dan cabai merah keriting (CMK) juga tercatat stabil dengan variasi harga antar varietas.

Untuk CMB, varietas Gada MK dijual seharga Rp27.000 per kilogram, sementara varietas Imola lebih rendah di angka Rp25.000 per kilogram.

Baca Juga :  Penurunan Harga Cabai Rawit di Kediri Dipicu Liburnya Penyerapan Industri

Di sisi lain, harga cabai merah keriting berada di kisaran Rp40.000–Rp42.000 per kilogram, dengan varietas Boos Tavi dijual Rp42.000 dan varietas Sibad Rp40.000 per kilogram.

Distribusi cabai dari Kediri menjangkau berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk kawasan Jabodetabek, tercatat pengiriman sebanyak 4 ton cabai besar dan 3 ton cabai rawit.

Sementara serapan dari industri mencakup 2 ton cabai besar dan 4 ton cabai rawit. Tak hanya itu, distribusi ke Kalimantan juga dilakukan dengan volume pengiriman cabai rawit sebesar 1,5 ton.

Dari sisi pasokan, cabai rawit merah didominasi oleh hasil panen dari Kediri dan Blitar dengan total mencapai 26 ton.

Sementara pasokan cabai merah besar berasal dari Kediri dan Malang sebesar 10 ton. Untuk jenis cabai merah keriting, Kediri menyumbang sekitar 0,8 ton pasokan ke pasar.

Baca Juga :  Babinsa dan Petani Harap Penentuan Gudang Pengeringan Gabah Lebih Efisien dan Dekat Lokasi

Dengan meningkatnya volume pasokan dan distribusi yang merata, diharapkan stabilitas harga cabai di tingkat petani dan konsumen dapat terus terjaga.

Peran aktif APCI dalam memantau harga dan distribusi juga menjadi faktor penting dalam menjaga keseimbangan pasar.

Fenomena penurunan harga ini menjadi sinyal positif bagi konsumen, meskipun tetap menjadi perhatian bagi petani untuk menjaga kualitas dan efisiensi distribusi agar tetap memperoleh keuntungan optimal dari hasil panen cabai mereka.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Indowood Expo 2025, Momentum Strategis Dongkrak Ekspor Industri Kayu Nasional
Inovasi Tanam Pot Tray Jadi Solusi Petani Tembakau Lamongan Hadapi Musim Kemarau Basah
Festival Desa Wisata Sumenep 2025: Dorong Pariwisata Inklusif dan Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Lokal
Harga Cabai di Kediri Tetap Stabil di Tengah Aksi Demo ODOL dan Liburnya Distribusi Industri
Seedbacklink Resmi Pecahkan Rekor MURI, Jadi Komunitas Blogger Terbesar di Dunia
Bhabinkamtibmas Polsek Dagangan Dukung Petani Jamur, Perkuat Ketahanan Pangan dan Kamtibmas Desa
Tingkatkan Ketahanan Pangan Melalui Pengawasan Hama Terpadu, Babinsa Bersinergi dengan Petani Desa Sukosari
Sinergi Forkopimda Kota Malang Dorong Pertanian Modern dan Ketahanan Pangan

Berita Terkait

Saturday, 21 June 2025 - 21:00 WIB

Indowood Expo 2025, Momentum Strategis Dongkrak Ekspor Industri Kayu Nasional

Saturday, 21 June 2025 - 20:30 WIB

Inovasi Tanam Pot Tray Jadi Solusi Petani Tembakau Lamongan Hadapi Musim Kemarau Basah

Saturday, 21 June 2025 - 20:00 WIB

Festival Desa Wisata Sumenep 2025: Dorong Pariwisata Inklusif dan Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Lokal

Saturday, 21 June 2025 - 19:00 WIB

Harga Cabai di Kediri Tetap Stabil di Tengah Aksi Demo ODOL dan Liburnya Distribusi Industri

Saturday, 21 June 2025 - 18:23 WIB

Seedbacklink Resmi Pecahkan Rekor MURI, Jadi Komunitas Blogger Terbesar di Dunia

Berita Terbaru