UMKMJATIM.COM – Masih banyak orang yang menganggap bahwa menjalankan bisnis online merupakan hal yang mudah dan praktis, apalagi jika dibandingkan dengan bisnis offline yang membutuhkan tempat fisik dan jam operasional terbatas.
Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Faktanya, menjalankan bisnis secara online juga menuntut strategi, ketekunan, serta kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap teknologi dan perilaku konsumen digital.
Pelaku bisnis digital perlu memahami bahwa di balik kemudahan akses internet dan luasnya pasar online, terdapat sejumlah tantangan yang tidak boleh dianggap remeh.
Berikut ini enam tantangan utama yang umum dihadapi dalam menjalankan bisnis online:
1. Menumbuhkan Kepercayaan Konsumen Secara Virtual
Membangun kepercayaan pelanggan di dunia digital bukanlah hal yang mudah.
Konsumen tidak bisa menyentuh atau melihat langsung produk sebelum membeli, sehingga pelaku usaha harus mampu menghadirkan bukti kredibilitas.
Hal ini bisa dilakukan melalui ulasan positif dari pelanggan sebelumnya, testimoni, dan bukti transaksi.
Selain itu, kecepatan dan kejelasan dalam memberikan informasi, serta update pengiriman yang transparan, juga menjadi penentu tingkat kepercayaan konsumen terhadap bisnis.
2. Menyusun Kebijakan Pengembalian dan Refund yang Jelas
Tidak jarang konsumen mengalami ketidakpuasan atas produk yang diterima.
Untuk itu, pelaku bisnis online perlu merancang kebijakan pengembalian barang dan pengembalian dana (refund) yang transparan dan mudah dipahami.
Kebijakan tersebut sebaiknya diinformasikan secara jelas melalui media sosial, website, dan juga kemasan produk.
Misalnya, pelanggan hanya bisa mengajukan klaim jika mereka merekam video saat membuka paket sebagai bukti otentik.
3. Menarik Pelanggan Baru di Tengah Kompetisi Ketat
Menjangkau pelanggan baru di platform digital membutuhkan pendekatan yang berbeda dibanding pemasaran konvensional.
Pebisnis perlu membangun brand awareness terlebih dahulu agar audiens mengenal produk atau jasa yang ditawarkan.
Salah satu strategi efektif adalah dengan menggunakan iklan berbayar yang ditargetkan secara spesifik berdasarkan demografi dan minat calon pelanggan.
4. Mengembangkan Platform E-commerce yang Optimal
Meskipun memiliki toko online bisa memperluas jangkauan bisnis, membangun dan mengelola situs e-commerce yang user-friendly tetap memerlukan investasi waktu dan usaha.
Situs bisnis yang ideal harus menampilkan desain yang menarik, mudah dinavigasi, cepat diakses, serta kompatibel dengan perangkat seluler.
Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dan memperbesar kemungkinan terjadinya transaksi.
5. Menentukan Target Pasar yang Tepat
Salah satu kesalahan umum dalam pemasaran digital adalah tidak memahami siapa target pelanggan sebenarnya.
Oleh karena itu, pelaku bisnis harus menentukan segmentasi pasar secara spesifik.
Strategi pemasaran seperti iklan digital, SEO (Search Engine Optimization), serta email marketing dapat dimanfaatkan untuk menjangkau audiens yang paling relevan dan potensial.
6. Menyediakan Opsi Pembayaran yang Variatif dan Praktis
Terbatasnya metode pembayaran sering menjadi hambatan dalam bisnis online.
Untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan, pelaku usaha disarankan menyediakan berbagai opsi pembayaran seperti transfer bank, dompet digital, kartu kredit, hingga QRIS.
Semakin mudah proses pembayaran, semakin besar kemungkinan pelanggan menyelesaikan transaksi.
Meskipun terlihat lebih fleksibel, bisnis online memiliki tantangan tersendiri yang tidak kalah kompleks dibandingkan bisnis offline.
Dengan memahami dan mengantisipasi enam tantangan di atas, pelaku UMKM digital bisa membangun usaha yang lebih profesional, dipercaya pelanggan, dan siap bersaing di tengah pasar digital yang terus berkembang.***