UMKMJATIM.COM – Disebutkan, Jawa Timur kembali menunjukkan perannya sebagai pusat produksi pangan nasional.
Memasuki tahun 2025, provinsi ini mencatatkan peningkatan signifikan dalam produksi padi, baik dari sisi luas panen maupun volume hasil produksi.
Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur per 3 Maret 2025, peningkatan tersebut terlihat pada periode Januari hingga April.
Luas panen padi di Jawa Timur pada awal 2025 mencapai 838.473 hektare. Angka ini mengalami lonjakan sebesar 20,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, yang hanya mencatat 697.727 hektare.
Kenaikan luas panen ini berdampak langsung pada peningkatan volume produksi gabah kering giling (GKG),
yang naik dari 4.044.480 ton di tahun 2024 menjadi 4.800.015 ton pada tahun ini—atau setara dengan kenaikan 18,68 persen.
Peningkatan serupa juga terjadi pada produksi beras konsumsi, yang naik dari 2.335.364 ton menjadi 2.771.626 ton.
Lonjakan produksi ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan teknis, tetapi juga menjadi cerminan dari keberhasilan kebijakan pertanian yang diterapkan secara sistematis dan terarah oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil nyata dari kolaborasi yang solid antara pemerintah, petani, dan stakeholder sektor pertanian.
Ia menilai bahwa tren positif ini didorong oleh serangkaian kebijakan strategis, termasuk peningkatan akses terhadap alat mesin pertanian modern seperti combine harvester,
penggunaan varietas unggul, serta dukungan dalam penyediaan pupuk secara tepat waktu dan terjangkau.
Data menunjukkan bahwa biaya produksi di sentra pertanian utama berkisar antara Rp18 juta hingga Rp20 juta per hektare, dengan rata-rata produktivitas atau provitas mencapai 6,5 hingga 7,5 ton per hektare.
Sementara itu, harga gabah cenderung stabil di angka Rp6.500 per kilogram, yang memberikan keuntungan lebih baik bagi petani.
Tak hanya dari sisi produksi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga mencatat perkembangan signifikan pada aspek luas tambah tanam.
Hingga 6 April 2025, luas tambah tanam padi mencapai 628.110 hektare.
Angka ini mencerminkan antusiasme petani dalam mengoptimalkan lahan mereka sebagai bagian dari dukungan terhadap program ketahanan pangan berkelanjutan.
Di sisi distribusi, Perum BULOG Jawa Timur juga berperan penting dalam menjaga stabilitas pasokan.
Dari target penyerapan setara beras sebesar 593.262 ton selama Februari hingga April 2025, telah berhasil terserap sebanyak 150.433 ton atau sekitar 25,36 persen.
Ini menjadi indikator positif dalam menjaga ketersediaan beras di pasaran sekaligus menstabilkan harga.
Gubernur Khofifah menekankan bahwa keberhasilan pertanian tidak hanya dilihat dari jumlah produksi, tetapi juga dari peningkatan kesejahteraan petani.
Oleh sebab itu, pemerintah provinsi terus menggulirkan berbagai program pendukung, mulai dari bantuan benih unggul, penyediaan alat pertanian modern, hingga pendampingan intensif dari para penyuluh lapangan.***