UMKMJATIM.COM – Memasuki awal April, musim tanam kedua (MT-2) resmi dimulai di berbagai wilayah pertanian, termasuk di Dusun Kumisik, Desa Lawanganagung, Kecamatan Sugio, Kabupaten Lamongan.
Para petani di kawasan ini menyambut musim tanam dengan penuh semangat, meskipun tetap dibayangi oleh kekhawatiran terkait ketersediaan air yang memadai untuk kebutuhan irigasi.
Ernawati, salah satu petani di dusun tersebut, menyampaikan bahwa banyak petani memutuskan untuk memulai penanaman lebih awal.
Keputusan ini diambil karena musim hujan yang masih berlangsung dinilai cukup menguntungkan bagi proses awal pertumbuhan tanaman padi.
Meski begitu, ia mengungkapkan bahwa keberlanjutan curah hujan tetap menjadi faktor penentu keberhasilan musim tanam ini.
Di tengah kondisi yang cukup mendukung, tantangan tetap ada.
Petani masih harus menghadapi kendala dalam proses pengairan sawah, terutama bagi lahan yang letaknya jauh dari aliran sungai desa.
Dalam kondisi seperti ini, mereka terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk memompa air dari sungai ke lahan pertanian.
Hal ini menambah beban pengeluaran di tengah harga kebutuhan produksi yang terus naik.
Namun, di balik kekhawatiran tersebut, Ernawati merasa bersyukur karena distribusi pupuk di wilayahnya berjalan dengan lancar.
Ia mengungkapkan bahwa pupuk subsidi dari kelompok tani mudah diakses oleh para petani, cukup dengan menyerahkan fotokopi KTP sebagai syarat administrasi.
Ketersediaan pupuk yang stabil ini dianggap sangat membantu petani dalam mempersiapkan lahan dan meningkatkan kesuburan tanaman.
Harapan besar turut disampaikan para petani di Dusun Kumisik agar musim tanam kedua tahun ini berjalan sukses.
Mereka menginginkan hasil panen yang melimpah serta terbebas dari gangguan hama dan penyakit tanaman.
Serangan hama sering kali menjadi tantangan tersendiri yang mengancam produktivitas padi, terlebih di masa perubahan cuaca yang tidak menentu.
Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, para petani juga berharap bahwa usaha dan jerih payah mereka mampu memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan pangan daerah.
Hasil panen yang maksimal tidak sekadar meningkatkan kesejahteraan keluarga petani, tetapi juga bisa memperkuat pasokan beras lokal di tengah fluktuasi harga pasar yang berlangsung.
Dengan menekankan semangat gotong royong dan optimisme yang tinggi, para petani di Desa Lawanganagung membuktikan bahwa ketekunan serta kesiapan menghadapi musim tanam menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas pangan baik lokal maupun nasional.
Diharapkan, dukungan dari pemerintah daerah, seperti penyediaan infrastruktur irigasi dan pengendalian hama terpadu, bisa semakin memperkuat usaha para petani di musim tanam kali ini.
Musim tanam kedua tahun 2025 menjadi momen penting untuk memperkuat produksi pertanian lokal.
Jika semua unsur pendukung berjalan optimal, maka harapan para petani untuk panen melimpah bukanlah hal yang mustahil.***