UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Kabupaten Ponorogo mencatatkan prestasi membanggakan dalam sektor pertanian, khususnya dalam produksi padi.
Dalam satu tahun, kabupaten yang terletak di Jawa Timur ini berhasil menghasilkan sekitar 400 ribu ton gabah kering giling (GKG).
Capaian ini tidak hanya menunjukkan potensi lahan yang luar biasa, tetapi juga mencerminkan keberhasilan penerapan teknologi dan metode pertanian yang efisien.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengungkapkan bahwa produktivitas tinggi yang dicapai oleh para petani tak lepas dari penggunaan metode persemaian luar lahan.
Ia menyampaikan bahwa metode tersebut sudah diterapkan di beberapa wilayah, salah satunya di Kecamatan Babadan.
Menurutnya, metode ini terbukti mampu meningkatkan efisiensi waktu tanam sekaligus menjaga kualitas bibit yang ditanam.
Lebih lanjut, Kang Giri—sapaan akrab Bupati Sugiri—menyebutkan bahwa Desa Purwosari di Kecamatan Babadan menjadi salah satu contoh wilayah dengan tingkat kesuburan tanah yang sangat baik.
Ia menjelaskan bahwa wilayah tersebut bahkan bisa melakukan tanam padi hingga tiga kali dalam setahun.
Dalam beberapa kasus tertentu, petani di desa itu bahkan mampu mencapai indeks pertanaman (IP) hingga 4 kali dalam satu tahun.
Namun demikian, Kang Giri tetap mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan dan keberlanjutan tanah.
Ia menyarankan agar para petani tidak terlalu mengeksploitasi lahan, karena tanah juga membutuhkan waktu untuk memulihkan diri.
Pemberian nutrisi tambahan dan pupuk alami menjadi salah satu solusi yang dia dorong agar kesuburan tanah tetap terjaga dalam jangka panjang.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan tanam dan panen benih padi di Desa Purwosari, Babadan, yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, pada Rabu, 23 April 2025.
Bupati Sugiri, dalam kesempatan itu, menyampaikan bahwa dengan luas sawah baku sekitar 34 ribu hektare serta total luas tanam mencapai 76 ribu hektare, Ponorogo memang memiliki potensi besar dalam sektor pangan.
Bupati juga menjelaskan bahwa produktivitas rata-rata petani di wilayah Kecamatan Babadan saat ini telah mencapai angka 7,5 ton per hektare.
Angka tersebut dinilai cukup tinggi dan menjadikan daerah tersebut sebagai salah satu lumbung padi yang paling subur di wilayah Jawa Timur.
Kesuburan tanah dan praktik pertanian yang tepat menjadi dua faktor utama yang mendukung pencapaian ini.
Salah satu praktik baik yang diterapkan oleh petani setempat adalah membiarkan sisa potongan batang padi terurai di atas lahan setelah panen.
Praktik ini dipercaya mampu menjadi sumber unsur hara alami yang dapat memperkaya kandungan tanah tanpa harus mengandalkan pupuk kimia sepenuhnya.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur pertanian juga turut membantu keberhasilan panen.
Dukungan seperti pompa air yang dipasang di titik-titik strategis menjadi solusi untuk mengatasi kebutuhan irigasi selama musim tanam berlangsung.
Dengan kombinasi antara inovasi pertanian, kesuburan lahan, dan kebijakan pemerintah daerah yang mendukung, Ponorogo berhasil membuktikan diri sebagai salah satu daerah penghasil padi yang unggul di Jawa Timur.
Diharapkan, model pertanian seperti ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.***