UMKMJATIM.COM – Sejak didirikan pada November 2019 oleh Susi Kurnia, Paguyuban UMKM Karangbesuki terus menunjukkan perkembangan signifikan sebagai wadah pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah Karangbesuki.
Inisiatif yang awalnya dimulai secara sederhana saat masa pandemi, kini telah tumbuh menjadi komunitas solid yang menaungi lebih dari 100 anggota aktif dalam grup WhatsApp, serta melibatkan lebih dari 500 pelaku UMKM secara keseluruhan.
Paguyuban ini tidak hanya menjadi ruang berkumpul bagi pelaku usaha, tetapi juga berperan aktif dalam memfasilitasi proses legalitas usaha.
Berbagai bentuk pendampingan telah diberikan kepada anggota, mulai dari pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, hingga pelatihan pemasaran dan pengelolaan keuangan berbasis digital.
Tujuan utamanya adalah agar para pelaku UMKM dapat naik kelas dan bersaing secara sehat di pasar yang semakin kompetitif.
Menurut Susi, masih banyak pelaku usaha yang enggan mengurus legalitas usaha karena kekhawatiran terkait pajak.
Ia menjelaskan bahwa anggapan tersebut sebenarnya keliru, sebab pajak UMKM hanya diberlakukan jika omzet pelaku usaha melebihi Rp500 juta per tahun.
Edukasi seperti ini menjadi salah satu fokus utama dalam setiap pelatihan dan pertemuan yang digelar paguyuban.
Dukungan dari pemerintah lokal, terutama dari Kelurahan Karangbesuki, turut menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan paguyuban ini.
Pihak kelurahan aktif menjalin kerja sama dengan mahasiswa dan komunitas untuk membantu para UMKM.
Bantuan tersebut meliputi pembuatan akun media sosial, pengambilan foto produk, serta pemasaran melalui program Carbus Market, yang menjadi ajang promosi dan penjualan produk lokal.
Namun, perjalanan membesarkan paguyuban ini tidak lepas dari tantangan. Susi mengungkapkan bahwa partisipasi anggota dalam koperasi maupun pelatihan masih tergolong rendah.
Beberapa pelaku usaha juga menghadapi kendala dalam hal pemasaran produk dan keterbatasan modal usaha.
Untuk mengatasi hal tersebut, Paguyuban UMKM Karangbesuki terus berupaya menjalin sinergi dengan berbagai lembaga keuangan dan instansi terkait.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menggandeng pihak seperti Pegadaian dan Bank BRI dalam memberikan akses permodalan yang lebih mudah dan cepat bagi pelaku UMKM yang tergabung dalam paguyuban.
Susi berharap, ke depannya UMKM di Karangbesuki mampu bangkit lebih kuat dan menjadi pilar penting dalam perekonomian lokal.
Ia memiliki harapan besar agar para pelaku usaha yang tergabung di dalam paguyuban dapat mencapai omzet maksimal serta memberikan manfaat ekonomi bagi keluarga dan lingkungan sekitar.
Dengan semangat kolaboratif dan dukungan lintas sektor, Paguyuban UMKM Karangbesuki diyakini mampu menjadi contoh sukses pengembangan komunitas usaha kecil yang mandiri dan berdaya saing tinggi.***