UMKMJATIM.COM – Disebutkan, pasca perayaan Idul Fitri 1446 Hijriah, harga cabai rawit di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengalami penurunan signifikan.
Sebelumnya, harga komoditas ini sempat melonjak drastis hingga menyentuh angka Rp200 ribu per kilogram.
Namun, berdasarkan pantauan terbaru di pasar tradisional Anom Baru pada Selasa (8/4/2025), harga cabai rawit kini turun menjadi Rp70 ribu per kilogram.
Penurunan harga cabai rawit ini mulai terlihat sejak tiga hari setelah lebaran.
Beberapa pedagang di pasar setempat mengonfirmasi bahwa harga cabai rawit perlahan mulai stabil dan cenderung turun.
Misna, salah satu pedagang cabai di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa lonjakan harga yang terjadi saat lebaran disebabkan oleh ketidakseimbangan antara ketersediaan stok dan tingginya permintaan masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa selama momen Idul Fitri, permintaan terhadap cabai rawit meningkat tajam, sementara pasokan yang tersedia di pasar sangat terbatas.
Hal ini menyebabkan harga cabai melambung tinggi dalam waktu singkat.
Namun, setelah masa lebaran usai, kondisi mulai berangsur normal seiring meningkatnya jumlah stok cabai di kalangan pedagang.
Misna juga memperkirakan bahwa tren penurunan harga ini masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan.
Menurutnya, semakin banyak pedagang yang memiliki stok melimpah, semakin besar kemungkinan harga akan kembali mendekati harga normal.
Tak hanya cabai rawit, komoditas dapur lainnya seperti bawang merah dan bawang putih juga mengalami penurunan harga di pasar tradisional Anom Baru.
Bawang merah asal Jawa yang sebelumnya dijual seharga Rp42 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp38 ribu per kilogram.
Sementara itu, bawang merah impor dari India yang sebelumnya dibanderol Rp24 ribu per kilogram, kini dijual seharga Rp20 ribu per kilogram.
Penurunan harga ini tentunya menjadi kabar baik bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner yang sangat bergantung pada bahan-bahan pokok tersebut.
Kondisi ini juga mencerminkan mulai pulihnya pasokan pangan pasca lonjakan harga yang biasa terjadi saat hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri.
Dari sisi distribusi, peningkatan ketersediaan barang di pasar kemungkinan besar dipengaruhi oleh kelancaran pasokan dari sentra produksi ke daerah konsumen, seperti Sumenep.
Selain itu, aktivitas perdagangan yang kembali normal setelah libur panjang juga turut mendukung penurunan harga bahan pokok.
Dengan tren penurunan harga ini, diharapkan daya beli masyarakat kembali meningkat dan inflasi pangan yang sempat melonjak selama Ramadan dan Idul Fitri dapat ditekan.
Pemerintah daerah dan instansi terkait juga diharapkan terus melakukan pemantauan agar stabilitas harga tetap terjaga.
Turunnya harga cabai rawit dan bahan dapur lainnya di Sumenep menjadi indikator penting bahwa pasar mulai kembali stabil.
Hal ini memberikan harapan bagi masyarakat bahwa harga kebutuhan pokok akan tetap terkendali, khususnya menjelang masa panen dan distribusi yang lebih lancar dalam waktu dekat.***