UMKMJATIM.COM – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, para peternak hewan kurban di Kota Malang mulai mengadopsi strategi penjualan berbasis digital untuk memaksimalkan penjualan sapi dan kambing.
Salah satu metode yang kini ramai digunakan adalah live streaming, yang memungkinkan pembeli melihat langsung kondisi hewan kurban dari jarak jauh.
Langkah ini menjadi solusi inovatif di tengah era digitalisasi, terutama dalam memfasilitasi pembeli yang tidak sempat datang langsung ke kandang.
Melalui siaran langsung yang dilakukan di berbagai platform media sosial dan marketplace, calon konsumen dapat menilai kondisi fisik hewan dengan lebih detail—mulai dari bulu, gigi, hingga postur tubuh.
Semua dilakukan secara transparan untuk menjaga kepercayaan pembeli.
Ia menjelaskan bahwa lebih dari 90 persen kambing yang mereka jual laku hanya dalam waktu satu bulan lewat metode digital ini.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran online cukup efektif dalam mempercepat proses penjualan dan memperluas jangkauan pasar.
Untuk kisaran harga kambing yang ditawarkan antara Rp 3,5 juta hingga Rp 7 juta per ekor, ini tentunya tergantung pada jenis, ukuran, dan juga kualitas hewannya sendiri.
Dengan harga yang kompetitif dan kemudahan akses informasi, pembeli merasa lebih yakin untuk bertransaksi meski tidak melakukan pengecekan secara langsung di lapangan.
Selain memberikan kemudahan bagi konsumen, sistem live streaming juga membantu peternak untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan bisnis.
Mereka tidak perlu menunggu calon pembeli datang ke kandang satu per satu, karena cukup dengan siaran langsung, semua informasi bisa tersampaikan secara real-time kepada audiens yang lebih luas.
Tidak hanya dari Malang, pembeli yang berasal dari luar kota juga kini bisa memesan hewan kurban dengan lebih praktis dan cepat.
Proses pembayaran dan pengiriman pun sudah diatur secara profesional, membuat pengalaman belanja hewan kurban semakin modern dan aman.
Peralihan ke metode digital seperti ini dinilai menjadi salah satu bentuk adaptasi cerdas di tengah perubahan pola konsumsi masyarakat.
Tak hanya mempercepat transaksi, pendekatan ini juga meningkatkan transparansi dalam jual beli hewan kurban, sekaligus membangun kepercayaan antara penjual dan pembeli.
Digitalisasi sektor peternakan kini menjadi tren yang patut dikembangkan secara lebih luas di daerah-daerah lain.
Terbukti, teknologi mampu menjadi jembatan antara pelaku usaha tradisional dengan kebutuhan pasar masa kini yang menuntut kemudahan, efisiensi, dan kejelasan dalam transaksi.
Dengan memanfaatkan live streaming dan platform daring, para peternak kurban di Malang telah menunjukkan bahwa inovasi tidak mengenal batas, bahkan untuk usaha-usaha konvensional sekalipun.***