UMKMJATIM.COM – Budidaya puyuh merupakan salah satu peluang usaha yang menjanjikan, terutama karena produktivitas telur yang tinggi.
Namun, keberhasilan usaha ini tidak hanya bergantung pada pakan dan perawatan, tetapi juga pada manajemen panen dan pengendalian penyakit.
Dua hal ini menjadi kunci penting untuk menjaga keberlanjutan produksi dan kualitas hasil ternak.
Panen Telur Puyuh: Rutin dan Menguntungkan
Dalam usaha peternakan puyuh petelur, panen telur menjadi aktivitas harian yang sangat dinantikan.
Indukan puyuh yang sehat dan produktif umumnya mampu menghasilkan telur secara konsisten setiap hari.
Oleh karena itu, kegiatan pemanenan perlu dilakukan secara rutin, tepat waktu, dan penuh ketelitian agar hasil tetap optimal.
Peternak biasanya memanen telur di pagi hari, setelah puyuh bertelur sepanjang malam.
Pemungutan telur yang dilakukan secara teratur tidak hanya mencegah kerusakan telur akibat injakan atau pecah di kandang, tetapi juga membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat tinggal burung.
Setelah dikumpulkan, telur perlu disortir berdasarkan ukuran dan kondisi kulit telur sebelum dikemas dan dipasarkan.
Untuk mempertahankan ritme produksi harian, kondisi indukan harus tetap dijaga.
Pemberian pakan bergizi, air bersih yang cukup, pencahayaan yang memadai, serta kandang yang bersih adalah beberapa faktor penting yang berkontribusi terhadap keberhasilan panen telur puyuh secara berkelanjutan.
Waspada Ancaman Penyakit: Pencegahan Lebih Baik dari Pengobatan
Selain panen, aspek lain yang tidak kalah penting dalam usaha budidaya puyuh adalah kewaspadaan terhadap potensi serangan penyakit.
Gangguan kesehatan bisa datang tiba-tiba dan mengakibatkan penurunan produktivitas secara drastis, bahkan kematian massal jika tidak ditangani dengan cepat.
Beberapa penyakit umum yang kerap menyerang puyuh antara lain kolera unggas, CRD (Chronic Respiratory Disease), dan infeksi saluran pernapasan.
Gejala yang biasanya terlihat meliputi bersin, nafsu makan menurun, lesu, dan penurunan produksi telur secara mendadak.
Dalam kondisi tertentu, perubahan perilaku seperti tidak aktif atau sering bersembunyi juga bisa menjadi indikasi awal gangguan kesehatan.
Langkah preventif dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang, menyemprotkan disinfektan secara berkala, serta memastikan ventilasi udara tetap baik.
Selain itu, vaksinasi juga menjadi bagian dari tindakan pencegahan penting yang harus dilakukan secara rutin, sesuai jadwal dan anjuran dari petugas kesehatan hewan.
Jika tanda-tanda penyakit mulai muncul, peternak disarankan untuk segera mengisolasi puyuh yang sakit agar tidak menulari yang lain.
Penggunaan obat-obatan atau vitamin tambahan dapat membantu mempercepat proses pemulihan, namun penggunaannya harus tetap sesuai dosis yang dianjurkan.
Dalam budidaya puyuh, keberhasilan panen dan kesehatan ternak berjalan seiring.
Panen telur harian yang lancar tidak akan terjadi tanpa dukungan sistem kesehatan kandang yang baik.
Oleh sebab itu, perawatan harian harus diimbangi dengan pemantauan penyakit secara intensif agar usaha tetap berjalan dengan efisien dan produktif.***