UMKMJATIM.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mencatat adanya pertumbuhan signifikan pada aset perbankan di wilayah kerjanya selama periode tahunan berjalan.
Data terbaru menunjukkan bahwa peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan aset dari Bank Umum Konvensional (BUK), yang naik sebesar Rp13,75 triliun.
Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, menyampaikan bahwa sebagian besar aset dari BUK maupun Bank Umum Syariah (BUS) masih terkonsentrasi di wilayah Kota Malang.
Sementara itu, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) cenderung tersebar di kawasan Kabupaten Malang,
yang menunjukkan adanya distribusi layanan keuangan yang merata di kawasan perkotaan dan pedesaan.
DPK dan Kredit Tumbuh Positif
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja perbankan, dengan peningkatan sebesar 3,75 persen secara year on year (yoy).
Hingga periode terakhir, total DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp101,16 triliun.
Sementara untuk penyaluran kredit, terjadi peningkatan cukup tajam yakni sebesar 11,58 persen yoy.
Kenaikan ini didorong oleh naiknya kredit investasi sebesar 18,75 persen dan pertumbuhan kredit UMKM sebesar 3,76 persen.
Hal ini menandakan bahwa sektor produktif, termasuk pelaku usaha kecil dan menengah, masih menjadi prioritas penyaluran pembiayaan oleh bank-bank di wilayah Malang.
LDR Meningkat, NPL Ikut Bergerak
Sementara untuk tingkat intermediasi perbankan yang kian membaik tercermin dari naiknya Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 7,44 persen.
Kenaikan LDR menunjukkan bahwa bank lebih aktif dalam menyalurkan dana kepada masyarakat, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Namun demikian, OJK juga mencatat adanya kenaikan pada rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), dari 2,59 persen menjadi 2,83 persen yoy.
Farid Faletehan menyampaikan bahwa meskipun terjadi peningkatan NPL, OJK tetap menjaga optimisme terhadap stabilitas sistem perbankan.
Ia menegaskan bahwa pihaknya terus memperketat pengawasan terhadap kualitas kredit yang disalurkan, guna mencegah memburuknya portofolio pembiayaan.
Menurutnya, strategi pengawasan yang dilakukan saat ini difokuskan pada peningkatan kehati-hatian bank dalam melakukan ekspansi kredit.
Selektivitas dalam menyalurkan kredit disebut sebagai salah satu kunci penting dalam menjaga kesehatan industri perbankan.
Optimisme di Tengah Tantangan Global
Farid juga menekankan bahwa secara umum, kondisi stabilitas perbankan di bawah pengawasan OJK Malang masih berada dalam zona aman.
Optimisme terhadap sektor ini tetap tinggi, meski tekanan dari ekonomi global masih menjadi tantangan tersendiri.
Ia meyakini bahwa dengan pengawasan ketat dan manajemen risiko yang terukur,
sektor perbankan di wilayah Malang akan tetap tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah.***