UMKMJATIM.COM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia terus menunjukkan langkah konkret dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kreativitas daerah.
Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut diwujudkan melalui Program Akselerasi Kreatif (AKTIF) yang dilaksanakan di Kediri pada Selasa (8/7/2025).
Kegiatan bertema Dari Karya ke Karir: Langkah Nyata Masuk Industri” ini diinisiasi sebagai upaya kolaborasi strategis untuk membangun ekosistem talenta film daerah agar mampu bersaing di tingkat nasional.
Selain itu, program ini diharapkan memperkuat kontribusi subsektor kreatif sebagai pilar baru penggerak ekonomi.
Direktur Film, Animasi, dan Video Kemenparekraf, Doni Setiawan, menjelaskan bahwa penyelenggaraan acara tersebut merupakan hasil kerja sama lintas sektor.
Ia menyebut Kemenparekraf bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kediri dan komunitas film setempat dalam rangka menciptakan peluang karir yang berkelanjutan bagi para kreator lokal.
Menurut Doni, subsektor Film, Animasi, dan Video (FAV) dipilih menjadi fokus utama karena subsektor ini dinilai memiliki potensi pertumbuhan paling pesat dibanding subsektor ekonomi kreatif lain.
Hal itu tercermin dari permintaan konten yang terus meningkat, baik di pasar domestik maupun internasional.
Dirinya menegaskan bahwa pertumbuhan subsektor tersebut memang begitu luar biasa, akan tetapi kesiapan sumber daya manusia harus menjadi prioritas utama.
Karena itu, pihaknya menuturkan Program AKTIF bukan hanya sekadar ruang ekspresi kreatif, melainkan dirancang menjadi akselerasi menuju profesionalisme.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa akselerasi kapasitas pelaku kreatif seharusnya mencakup berbagai aspek penting.
Program ini disusun agar menyeluruh, mulai dari pengembangan ide cerita, penulisan naskah yang layak jual, strategi produksi, distribusi komersial, hingga pengelolaan portofolio kreatif sebagai identitas profesional.
Di sisi lain, Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, menyampaikan bahwa inisiatif AKTIF menjadi salah satu langkah strategis yang selaras dengan arah kebijakan nasional penguatan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
Agustini mengungkapkan bahwa pelaku kreatif di daerah sering kali sudah memiliki karya yang inovatif, tetapi belum memahami secara utuh proses hilirisasi dan monetisasi karya mereka.
Menurutnya, karya kreatif seharusnya tidak berhenti pada penciptaan semata, namun mampu dikembangkan menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan.
Ia menyampaikan bahwa AKTIF hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Menurutnya, kementerian ingin memastikan setiap karya memiliki nilai ekonomi, potensi distribusi yang lebih luas, dan membuka peluang karir baru.
Karena alasan itu, ia menilai kolaborasi dengan Pemerintah Daerah menjadi sangat penting dalam menciptakan ekosistem kreatif yang berkesinambungan.
Agustini juga menekankan pentingnya menjadikan subsektor film dan animasi sebagai katalis pertumbuhan ekonomi kreatif nasional.
Ia menilai, dengan semakin terjangkaunya teknologi digital, peluang industri film daerah kini semakin terbuka dan luas.
Ia pun menyebut sinergi yang solid akan mampu menciptakan ekosistem yang inklusif, sehingga para kreator lokal dapat memiliki ruang berekspresi sekaligus saluran untuk memasarkan karya secara profesional.
Agenda Program AKTIF di Kediri mencakup sejumlah sesi pelatihan intensif serta diskusi panel yang menghadirkan para narasumber profesional dari industri film.
Para peserta dibekali pemahaman mendalam mengenai tren pasar konten audiovisual, cara menemukan peluang pendanaan, hingga strategi mengembangkan karya agar sesuai standar industri nasional.
Selain itu, program ini juga berfokus pada penguatan jejaring komunitas film di tingkat lokal.
Harapannya, kolaborasi antar kreator dapat melahirkan produksi konten berkualitas yang mencerminkan kekayaan budaya daerah, namun tetap memiliki daya tarik universal yang relevan bagi pasar luas.
Doni menuturkan bahwa pihaknya ingin mengangkat narasi lokal menjadi produk yang mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
Menurut data yang dihimpun Kemenparekraf, subsektor Film, Animasi, dan Video tercatat menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam lima tahun terakhir.
Kontribusi subsektor ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif nasional terus mengalami kenaikan, seiring dengan berkembangnya platform digital, layanan streaming, dan tren konsumsi konten visual di masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah menyatakan komitmennya untuk memperkuat akses pelaku kreatif daerah terhadap pelatihan, pendampingan, dan promosi. Kediri menjadi salah satu pilot project yang direncanakan akan direplikasi ke berbagai daerah lain di Indonesia.
Dalam jangka panjang, program seperti AKTIF diharapkan dapat menjadi motor penggerak transformasi ekonomi kreatif nasional yang lebih merata.
Karya lokal tidak lagi dipandang sebelah mata, melainkan diakui sebagai bagian penting dari identitas budaya sekaligus potensi bisnis yang menjanjikan.
Melalui rangkaian kegiatan ini, Kemenparekraf ingin memastikan talenta film daerah tidak hanya menjadi kreator, melainkan berkembang menjadi pelaku industri yang siap menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang positif.
Program Akselerasi Kreatif (AKTIF) hadir di Kediri untuk memperkuat talenta film daerah menuju industri nasional. Simak detail agenda, tujuan, dan dampaknya bagi ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.***