UMKMJATIM.COM – Pemerintah Kabupaten Kediri terus menggerakkan Program Sekolah Lapang Tematik yang mengedepankan prinsip budidaya tanaman sehat, hal ini dilakukan dalam upaya mendukung tercapainya swasembada pangan.
Melalui kegiatan ini, petani diberikan pelatihan agar mampu menanam dengan lebih bijak, khususnya dengan cara mengurangi penggunaan pestisida maupun insektisida yang berlebihan.
Penjabat Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, Sukadi, menyampaikan bahwa selain penggunaan pestisida, kebiasaan memakai pupuk kimia secara terus-menerus juga perlu diminimalkan.
Menurutnya, ketergantungan tinggi terhadap pupuk kimia berdampak buruk pada kualitas kesuburan tanah dalam jangka panjang.
Sukadi menerangkan bahwa untuk menjaga kesuburan tanah, pupuk organik menjadi solusi penting.
Dengan pemakaian pupuk organik, petani dapat memangkas pengeluaran produksi sekaligus memperbaiki unsur hara tanah.
“Misalnya dalam satu siklus tanam, biasanya pupuk kimia dipakai sampai tiga kali. Kalau petani mau menambahkan pupuk organik, maka cukup dua kali penggunaan pupuk kimia. Hal itu sudah menurunkan biaya produksi,” ungkap Sukadi, Minggu (13/7/2025).
Selain itu, ia menekankan pentingnya ketepatan dalam memilih benih. Pemilihan bibit yang sesuai karakteristik lahan menjadi salah satu faktor keberhasilan budidaya tanaman pangan.
“Kalau jenis padi yang cocok di lahan itu adalah varietas Membramo, maka kita usahakan membantu menyediakan benih Membramo. Jadi penyediaan bibit juga jadi prioritas kami,” lanjutnya.
Sementara itu, Arahayu Setyo Adi, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dispertabun Kabupaten Kediri,
menerangkan bahwa tingginya biaya produksi dan juga penurunan produktivitas menjadi masalah utama yang disampaikan para petani dalam diskusi rembug tani yang diadakan di sekolah lapang.
Arahayu menuturkan, kecenderungan petani yang terus-menerus bergantung pada pupuk kimia justru berisiko memperburuk pendapatan.
Sebab biaya yang dikeluarkan terus naik, sementara hasil panen cenderung turun.
“Jika pola itu dipertahankan, lama-lama petani akan kesulitan. Maka tantangan kita adalah bagaimana mengurangi biaya produksinya dan di saat yang sama meningkatkan produktivitas lahan melalui perbaikan kesuburan,” jelas Arahayu.
Bukan hanya itu pelatihan intensif, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri kini juga menjalankan pengembangan gerakan teknologi atau gertek di wilayah Desa Blawe, Kecamatan Purwoasri.
Sukadi menyebut, di kawasan tersebut sudah bergabung sekitar 50 perusahaan benih dan produsen obat-obatan pertanian yang ikut mendukung keberhasilan sekolah lapang tematik.
Gerakan teknologi ini dirancang untuk memfasilitasi petani dalam menerapkan inovasi di bidang budidaya padi dan jagung.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan petani, diharapkan praktik budidaya yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bisa diterapkan lebih luas.
Melalui penguatan edukasi, pemilihan benih tepat, dan pemakaian pupuk organik, Program Sekolah Lapang Tematik menjadi salah satu langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga kelestarian sumber daya tanah di Kabupaten Kediri.***