7 Kesalahan Fatal Startup Baru yang Harus Dihindari

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Tuesday, 2 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Mendirikan startup sering dipandang sebagai langkah penuh peluang, namun faktanya perjalanan ini tidak semudah yang dibayangkan.

Banyak startup gagal bertahan lebih dari dua tahun pertama.

Menurut sejumlah pakar bisnis, penyebab utamanya bukan hanya persaingan, melainkan kesalahan internal yang dilakukan para pendiri sendiri.

Mengetahui kesalahan fatal sejak awal menjadi kunci agar startup tidak terjebak pada masalah yang sama.

Dengan memahami faktor penyebab kegagalan, pengusaha bisa lebih siap menghadapi tantangan serta mengatur strategi bisnis dengan lebih matang.

1. Mengabaikan Riset Pasar

Salah satu kesalahan paling umum adalah tidak melakukan riset pasar secara menyeluruh.

Banyak startup berjalan hanya berdasarkan intuisi pendiri tanpa mempertimbangkan apakah produk benar-benar dibutuhkan konsumen.

Akibatnya, produk yang diluncurkan sering tidak sesuai dengan kebutuhan pasar dan berujung pada penjualan yang rendah.

Baca Juga :  Menentukan Target Pasar yang Tepat untuk Bisnis yang Lebih Fokus

2. Tidak Memvalidasi Ide dengan Konsumen

Kesalahan berikutnya adalah melewatkan tahap validasi ide.

Beberapa pengusaha terlalu percaya pada konsep mereka tanpa mencoba menguji produk kepada calon pengguna.

Padahal, uji coba sederhana atau minimum viable product (MVP) bisa memberi gambaran nyata apakah solusi yang ditawarkan layak dikembangkan lebih jauh.

3. Manajemen Keuangan yang Buruk

Banyak startup baru tidak memiliki perencanaan keuangan yang jelas.

Pengeluaran yang tidak terkendali, penggunaan modal untuk hal yang kurang prioritas, hingga tidak adanya pencatatan keuangan detail menjadi penyebab cepatnya arus kas habis.

Menurut ahli keuangan, pengelolaan modal sejak awal adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan bisnis.

4. Mengandalkan Satu Pendiri

Baca Juga :  Jawa Timur Jadi Percontohan Nasional dalam Program Koperasi Merah Putih dan Ketahanan Pangan

Tidak sedikit startup yang hanya bertumpu pada satu orang pendiri. Ketika semua keputusan ada di tangan satu individu, risiko kegagalan menjadi lebih tinggi.

Sebaliknya, membangun tim pendiri dengan keahlian yang saling melengkapi dapat meningkatkan ketahanan bisnis serta memperkaya strategi yang dijalankan.

5. Terlalu Cepat Ingin Berkembang

Beberapa startup langsung tergesa-gesa melakukan ekspansi besar-besaran sebelum produk mereka benar-benar stabil di pasar.

Akibatnya, biaya operasional membengkak sementara keuntungan belum sepadan.

Para konsultan bisnis menyarankan agar pertumbuhan dilakukan bertahap dengan mempertahankan kualitas layanan sebagai prioritas utama.

6. Mengabaikan Pengalaman Pelanggan

Kesalahan lain adalah fokus berlebihan pada teknologi atau produk tanpa memperhatikan pengalaman pengguna.

Padahal, konsumen cenderung memilih produk yang memberikan kenyamanan meski secara fitur tidak paling canggih.

Baca Juga :  Ciri-Ciri Pembiayaan Usaha yang Ideal untuk Pertumbuhan Bisnis

Oleh karena itu, mendengarkan umpan balik pelanggan menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas produk.

7. Tidak Mempersiapkan Strategi Pendanaan

Startup yang tidak memiliki rencana pendanaan jelas sering kali terjebak pada kebingungan saat modal habis.

Beberapa bahkan bergantung sepenuhnya pada investor tanpa memikirkan keberlanjutan jangka panjang.

Strategi pendanaan yang baik seharusnya menggabungkan modal pribadi, pendanaan eksternal, serta perencanaan arus kas yang sehat.

Kesalahan fatal startup baru sebenarnya bisa dihindari jika para pendiri memiliki kesiapan dan perencanaan matang.

Mulai dari riset pasar, validasi ide, manajemen keuangan, hingga strategi pertumbuhan, semua aspek harus dipikirkan secara detail.

Dengan menghindari tujuh kesalahan di atas, peluang startup untuk bertahan sekaligus berkembang menjadi jauh lebih besar.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Mulai 2026, Pelaporan SPT Wajib Lewat Coretax: DJP Siapkan Layanan Akhir Pekan untuk Wajib Pajak
Sego Gegok: Kuliner Pedas Khas Trenggalek yang Harumnya Menggugah Selera
Program PAJU Dorong BUMDes Pasongsongan Jadi Inkubator Bisnis Berbasis Potensi Lokal
Citimall Tuban Siap Beroperasi: Pemkab Tekankan Penyerapan Tenaga Kerja Lokal dan Ruang UMKM
Panduan Lengkap Cara Daftar m-Banking BNI Lewat HP untuk Pengguna Baru
Duta Pengangguran, Ikon Baru Agro-Eduwisata Kota Malang dengan Wisata Petik Anggur dan Edukasi Pertanian Modern
Gerakan Pangan Murah di Tuban: Bakorwil II Bojonegoro Dorong Stabilitas Harga dan Ekonomi Lokal Menjelang Nataru
UMKM Malang Raya Didorong Naik Kelas: Penguatan Ekosistem dari Hulu ke Hilir Jadi Fokus Utama

Berita Terkait

Thursday, 11 December 2025 - 19:55 WIB

Mulai 2026, Pelaporan SPT Wajib Lewat Coretax: DJP Siapkan Layanan Akhir Pekan untuk Wajib Pajak

Thursday, 11 December 2025 - 19:16 WIB

Sego Gegok: Kuliner Pedas Khas Trenggalek yang Harumnya Menggugah Selera

Tuesday, 9 December 2025 - 19:30 WIB

Program PAJU Dorong BUMDes Pasongsongan Jadi Inkubator Bisnis Berbasis Potensi Lokal

Tuesday, 9 December 2025 - 19:07 WIB

Citimall Tuban Siap Beroperasi: Pemkab Tekankan Penyerapan Tenaga Kerja Lokal dan Ruang UMKM

Tuesday, 9 December 2025 - 10:00 WIB

Panduan Lengkap Cara Daftar m-Banking BNI Lewat HP untuk Pengguna Baru

Berita Terbaru