UMKMJATIM.COM – Institut Asia Malang menegaskan keseriusannya dalam mengintegrasikan konsep ekonomi sirkular ke dalam berbagai program pendidikan dan kewirausahaan.
Langkah ini dinilai selaras dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Melalui pendekatan tersebut, kampus ini berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Rektor Institut Asia Malang, Risa Santoso, menyampaikan bahwa pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan tidak mungkin terwujud jika hanya dilakukan oleh satu pihak.
Menurutnya, sinergi antara masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan pemerintah menjadi kunci untuk memperkuat praktik pengelolaan limbah dan menjaga lingkungan hidup.
Pendidikan Berbasis Isu Global
Sebagai bentuk nyata dari komitmen tersebut, Institut Asia Malang telah membuka kelas khusus yang membahas isu-isu global, terutama persoalan industri dan dampaknya terhadap lingkungan.
Rektor menekankan bahwa mahasiswa perlu dibekali dengan sensitivitas terhadap permasalahan nyata di sekitar mereka, agar mampu melahirkan solusi yang relevan dan berkelanjutan.
Dengan kurikulum berbasis keberlanjutan, mahasiswa didorong untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik lapangan yang berhubungan dengan lingkungan dan ekonomi hijau.
Inkubator Bisnis untuk Inovasi Berkelanjutan
Selain penguatan kurikulum, Institut Asia juga menghadirkan program inkubator bisnis sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide kreatif di bidang wirausaha.
Program ini menekankan pentingnya inovasi yang mendukung ekonomi berkelanjutan, sehingga lulusan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja dengan nilai tambah ramah lingkungan.
Dalam menjalankan program ini, kampus menjalin kerja sama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Malang.
Kolaborasi tersebut bertujuan memberikan dukungan nyata kepada mahasiswa yang ingin membangun bisnis berbasis keberlanjutan dan ekonomi hijau.
Kolaborasi Mahasiswa dengan Startup Pengelolaan Limbah
Langkah konkret lainnya terlihat dari keterlibatan mahasiswa Institut Asia dalam proyek-proyek startup yang bergerak di bidang pengelolaan sampah.
Beberapa mahasiswa telah berpartisipasi dalam program yang mengubah limbah menjadi produk bernilai ekonomis.
Inisiatif ini bukan hanya sekadar praktik wirausaha, tetapi juga menjadi sarana penerapan ekonomi sirkular secara nyata.
Dengan mengubah sampah menjadi produk bernilai, mahasiswa dilatih untuk melihat potensi besar dari bahan yang sebelumnya dianggap tidak berguna.
Rektor menegaskan, keterlibatan mahasiswa dalam proyek semacam ini diharapkan memperkuat posisi Institut Asia Malang sebagai kampus pelopor inovasi berkelanjutan.
Menghadirkan Solusi Kreatif untuk Lingkungan
Upaya yang dilakukan Institut Asia Malang membuktikan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung ekonomi sirkular.
Melalui pembelajaran berbasis SDGs, inkubator bisnis, dan kerja sama lintas sektor, mahasiswa diarahkan untuk menghadirkan solusi kreatif dalam menjawab tantangan lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
Dengan model ini, kampus berharap para lulusannya tidak hanya kompetitif di dunia kerja, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.***