Produksi Cengkeh di Songgon Banyuwangi Terus Anjlok: Petani Keluhkan Dampak Iklim yang Tak Lagi Bisa Diprediksi

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Wednesday, 26 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Perubahan iklim yang semakin sulit ditebak kini benar-benar dirasakan dampaknya oleh para petani cengkeh di Kecamatan Songgon.

Salah satu yang paling merasakan perubahan ini adalah perkebunan cengkeh Bayu Kidul.

Kepala Perkebunan Bayu Kidul, Sunarsis, menuturkan bahwa penurunan produksi telah berlangsung secara konsisten selama delapan tahun terakhir.

Suasana di rumah kebunnya yang dikelilingi pohon-pohon cengkeh tua menjadi pengingat masa-masa ketika pola musim masih berjalan normal dan panen berlangsung rutin.

Sunarsis mengenang bahwa dulu perbedaan musim sangat jelas—ketika memasuki musim hujan, curah hujan turun teratur, sementara pada musim kemarau panas terasa stabil selama berbulan-bulan.

“Dulu, iklim itu berjalan sangat tegas. Kalau musim hujan ya hujan, kalau musim panas ya panas. Setiap tahun tanaman bisa berbunga dan panen,” ujarnya pada Rabu, 26 November 2025.

Baca Juga :  Kue Satru Khas Maesan Bondowoso Laris Manis Jelang Idul Fitri

Kondisi tersebut membuat petani dapat memperkirakan waktu berbunga dan panen dengan mudah, sehingga produktivitas relatif stabil dari tahun ke tahun.

Namun perubahan iklim yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat situasi berbalik.

Cengkeh merupakan tanaman yang memerlukan masa kering minimal dua bulan tanpa hujan untuk merangsang munculnya bunga.

Dalam kondisi ideal, tiga bulan kemarau akan menghasilkan pembungaan maksimal sehingga setiap pucuk mampu mengeluarkan bunga secara merata.

“Kalau bisa tiga bulan, lebih bagus lagi. Tiap pucuk bisa keluar bunga semua,” jelasnya.

Sayangnya, kondisi ideal tersebut kini hampir tidak pernah terjadi. Curah hujan yang meningkat dan musim kemarau yang tidak stabil mempengaruhi kemampuan tanaman dalam beradaptasi.

Baca Juga :  Meski Luas Panen Menurun, Produksi Padi dan Beras Kota Malang Tahun 2024 Justru Naik

Musim panas sering kali hanya berlangsung sebentar, lalu kembali diguyur hujan sebelum tanaman siap berbunga.

Akibatnya, siklus berbunga menjadi tidak teratur dan hasil panen menurun tajam.

“Kalau tidak ada musim panas dua sampai tiga bulan, cengkeh tidak bisa berbunga. Seolah-olah dibayi, tidak jadi panen,” keluhnya.

Situasi pada tahun 2025 semakin mempertegas tingkat keparahan masalah ini. Menurut Sunarsis, tahun ini merupakan tahun tanpa panen.

Kondisi tersebut jauh lebih buruk dibandingkan tahun 2024 ketika masih ada sedikit hasil, meskipun hujan yang terlalu basah membuat kualitasnya menurun.

“Tahun 2025 ini kosong. Tahun lalu 2024 masih ada panen kecil, tapi hujannya terlalu basah. Melihat kondisi sekarang, sepertinya tahun depan juga kosong lagi,” tuturnya.

Baca Juga :  Polres Lamongan Salurkan 27 Ton Beras Murah SPHP Lewat Gerakan Pangan Murah di 27 Polsek

Kondisi ini membuat banyak petani cengkeh di wilayah Songgon mengalami tekanan ekonomi yang cukup berat.

Penurunan produksi yang terus-menerus membuat biaya perawatan kebun tidak sebanding dengan hasil yang diterima.

Beberapa petani bahkan mulai mempertimbangkan diversifikasi tanaman agar tidak sepenuhnya bergantung pada cengkeh.

Meskipun demikian, Sunarsis berharap ada solusi jangka panjang yang dapat membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim,

baik melalui penyuluhan, penggunaan varietas cengkeh yang lebih adaptif, maupun pengembangan metode budidaya yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem.

Tanpa langkah antisipasi, masa depan perkebunan cengkeh di Songgon akan semakin terancam.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Penyaluran BLTS Kesra Jombang Kini Berbasis Sistem Terintegrasi, 136 Ribu KPM Terima Bantuan Rp900 Ribu
DPRD Sahkan Perda APBD Kabupaten Pasuruan 2026: Defisit Tertutup Pembiayaan Netto, Fokus pada Kepentingan Publik
Promo Besar! Diskon Tiket KAI Nataru 2025/2026 Mulai 22 Desember–10 Januari, Catat Tanggalnya!
Jadwal Lengkap Magang Kemnaker Batch 3 2025: Catat Tanggal Pentingnya!
Panduan Lengkap Cara Mengecek Status Penerima PKH Secara Online Melalui HP
Batas Akhir Pencairan PIP 2025 Tahap 3: Jangan Sampai Dana Bantuanmu Hangus!
Cara Praktis Cek Saldo PIP Lewat Mobile Banking SimPel, Cepat dan Tanpa Ribet
Jawa Timur Genjot Inseminasi Buatan 2025 untuk Percepatan Swasembada Daging Nasional

Berita Terkait

Wednesday, 26 November 2025 - 19:59 WIB

Produksi Cengkeh di Songgon Banyuwangi Terus Anjlok: Petani Keluhkan Dampak Iklim yang Tak Lagi Bisa Diprediksi

Wednesday, 26 November 2025 - 19:34 WIB

Penyaluran BLTS Kesra Jombang Kini Berbasis Sistem Terintegrasi, 136 Ribu KPM Terima Bantuan Rp900 Ribu

Wednesday, 26 November 2025 - 19:16 WIB

DPRD Sahkan Perda APBD Kabupaten Pasuruan 2026: Defisit Tertutup Pembiayaan Netto, Fokus pada Kepentingan Publik

Wednesday, 26 November 2025 - 16:00 WIB

Promo Besar! Diskon Tiket KAI Nataru 2025/2026 Mulai 22 Desember–10 Januari, Catat Tanggalnya!

Wednesday, 26 November 2025 - 14:00 WIB

Jadwal Lengkap Magang Kemnaker Batch 3 2025: Catat Tanggal Pentingnya!

Berita Terbaru