UMKMJATIM.COM – Diberitakan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan dan pembinaan keterampilan warga binaan.
Belakangan ini, Lapas tersebut berhasil memanen hasil pertanian dan juga perikanan yang berupa 10 kilogram terong welut dan ikan lele sebanyak 25 kilogram.
Panen dilakukan di area brandgang atau lahan kosong yang telah dimanfaatkan secara produktif oleh pihak lapas bersama warga binaan.
Kepala Lapas Banyuwangi, Mochamad Mukaffi, menjelaskan bahwa keberhasilan panen ini merupakan bagian dari program pembinaan yang berfokus pada bidang pertanian dan perikanan.
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya memberikan bekal keterampilan praktis bagi warga binaan, tetapi juga menjadi salah satu strategi untuk menciptakan lingkungan lapas yang mandiri secara pangan.
Mukaffi juga mengungkapkan bahwa hasil panen tersebut nantinya akan dipasarkan kepada pihak rekanan penyedia bahan makanan bagi kebutuhan dapur Lapas.
Dengan begitu, hasil produksi warga binaan akan kembali masuk ke dalam siklus distribusi logistik internal Lapas bersama bahan makanan lainnya.
Skema ini dinilai mampu menciptakan efisiensi sekaligus menumbuhkan semangat produktivitas di kalangan narapidana.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa program pembinaan ketahanan pangan yang dijalankan oleh Lapas Banyuwangi telah sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia
juga 13 Program Akselerasi yang dicanangkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam bidang keimigrasian dan pemasyarakatan.
Mukaffi menegaskan bahwa inisiatif tersebut bukan sekadar kegiatan bercocok tanam dan beternak ikan, tetapi merupakan bentuk nyata dari upaya peningkatan kualitas hidup warga binaan selama menjalani masa hukuman.
Dengan adanya program ini, Lapas Banyuwangi berharap dapat terus mengembangkan potensi sumber daya yang ada, baik dari segi lahan, tenaga kerja, maupun kemitraan dengan pihak eksternal.
Mukaffi menambahkan bahwa keterampilan yang diperoleh oleh warga binaan dari kegiatan ini diharapkan bisa menjadi bekal yang berguna ketika mereka kembali ke masyarakat.
Kegiatan ini pun menjadi salah satu cara Lapas untuk mendorong perubahan positif, dengan menciptakan lingkungan yang produktif, mandiri, dan bermanfaat.
Tidak hanya bagi warga binaan, tetapi juga bagi sistem pemasyarakatan secara keseluruhan.
Melalui pendekatan pembinaan berbasis kerja nyata seperti ini, Lapas Banyuwangi menargetkan mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketahanan pangan di tingkat lokal, serta meningkatkan kapasitas individu para narapidana.
Panen terong welut dan lele ini hanyalah satu dari sekian banyak upaya yang akan terus dikembangkan untuk menciptakan lapas yang lebih berdaya dan adaptif terhadap tantangan zaman.***