UMKMJATIM.COM – Setelah sempat mengalami fluktuasi, harga komoditas cabai di wilayah Kediri mulai menunjukkan tren normal.
Informasi ini berdasarkan laporan terkini dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri yang merilis update harga berbagai jenis cabai di Pasar Induk Pare pada Kamis, 1 Mei 2025.
Beberapa varietas cabai rawit mengalami penurunan harga yang cukup signifikan.
Cabai Rawit Merah varietas Ori 212 dan Brengos 99 misalnya, sebelumnya dijual seharga Rp38.000 per kilogram, kini harganya turun menjadi Rp27.000.
Penurunan juga terjadi pada varietas Asmoro 043 yang kini dibanderol Rp24.000 per kilogram dari sebelumnya Rp25.000.
Untuk jenis cabai lokal Kediri juga ada koreksi harga, dari Rp20.000 menjadi Rp18.000 per kilogram. Sementara untuk varietas Prentol atau Tumi 99 tercatat berada pada kisaran harga Rp18.000 per kilogram.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa meskipun terjadi penurunan harga, pasokan cabai tetap stabil.
Ia juga menyebutkan bahwa wilayah Kalimantan masih menjadi tujuan utama pengiriman cabai dari Kediri, meskipun permintaan dari Bali dan Mataram mulai menunjukkan penurunan.
Dalam segmen cabai merah besar, varietas Gada MK dipasarkan dengan harga Rp23.000 per kilogram, sedangkan varietas Imola dijual seharga Rp21.000 per kilogram.
Untuk jenis cabai merah keriting, varietas Boos Tavi menembus harga Rp30.000 per kilogram, sementara varietas Sibad dihargai Rp28.000 per kilogram.
Dari sisi distribusi, pasokan cabai dari Kediri dan sekitarnya terbilang lancar. Untuk wilayah Jabodetabek, dikirim sebanyak 3 ton cabai besar dan 3 ton cabai rawit.
Sedangkan sektor industri menyerap sekitar 2 ton cabai besar dan 3 ton cabai rawit. Wilayah Kalimantan menjadi penerima terbesar, dengan jumlah pengiriman mencapai 13 ton untuk cabai rawit dan 0,8 ton untuk cabai keriting.
Adapun sumber pasokan cabai rawit merah berasal dari daerah Kediri, Blitar, dan Malang, dengan total volume mencapai 35 ton.
Untuk jenis cabai merah besar, pasokan mencapai 10 ton yang berasal dari Kediri dan Malang. Sedangkan cabai merah keriting didatangkan dari wilayah Kediri sebanyak 1,5 ton.
Tren penurunan harga ini dinilai positif oleh berbagai kalangan, karena memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen dan keberlanjutan usaha para petani.
Stabilnya distribusi dan permintaan dari luar daerah turut menjadi faktor pendukung terjaganya pasokan dan harga di pasar lokal.
Melihat kondisi ini, banyak pihak berharap agar kestabilan harga dan pasokan cabai dapat terus dijaga, terutama menjelang musim-musim tertentu yang biasanya rawan fluktuasi.
Bagi petani, distribusi yang lancar seperti ini juga menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas hasil pertanian cabai ke depan.***