Musim Hujan Pengaruhi Kualitas dan Harga Gula Aren di Pasar Jangara

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Sunday, 23 February 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Menjelang bulan Ramadan, harga gula merah atau gula aren di Pasar Jangara, Desa Paberasan, mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Penurunan harga ini bukan tanpa alasan, melainkan berkaitan erat dengan penurunan kualitas gula aren yang dihasilkan para produsen lokal.

Gula aren lokal dari kawasan Legung dan sekitarnya dikenal memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan gula aren yang diproduksi di luar Pulau Madura.

Kelebihan ini terletak pada bahan bakunya yang murni tanpa campuran bahan lain, sehingga memberikan cita rasa dan warna yang khas.

Atmina, seorang pedagang gula merah di Pasar Jangara, menjelaskan bahwa kemurnian bahan inilah yang membuat gula aren dari Legung menjadi ikon dan sangat diminati oleh masyarakat luas.

Menurut Atmina, musim hujan menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kualitas gula aren tahun ini.

Ia menuturkan bahwa selama musim hujan, air nira aren yang menjadi bahan baku utama pembuatan gula cenderung mengalami penurunan kualitas.

Baca Juga :  Keripik Emping Pamekasan: Camilan Renyah dengan Cita Rasa Khas Madura

Warna air nira menjadi lebih keruh dan tidak sejernih biasanya, sehingga berdampak pada hasil akhir produk gula aren.

Sebelumnya, gula aren asli dari Legung dan sekitarnya biasanya dijual dengan harga berkisar antara Rp 24.000 hingga Rp 25.000 per kilogram.

Namun, saat ini harga di Pasar Jangara, yang dikenal sebagai pusat dan gudang gula merah di daerah tersebut, hanya berada di kisaran Rp 20.000 hingga Rp 22.000 per kilogram.

Penurunan harga ini tidak hanya mempengaruhi pendapatan para produsen dan pedagang, tetapi juga memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan gula aren dengan harga lebih terjangkau.

Meski harganya turun, kualitas yang tidak sebaik biasanya membuat sebagian konsumen lebih selektif dalam memilih produk gula aren.

Penurunan kualitas ini terlihat dari warna dan tekstur gula yang dihasilkan.

Gula aren yang biasanya memiliki warna cokelat yang pekat dan cerah, kini terlihat lebih pucat dan kurang menarik.

Baca Juga :  Investasi di Kota Madiun Meningkat Signifikan Hingga November 2024

Selain itu, teksturnya pun tidak sepadat biasanya, yang dapat memengaruhi cita rasa saat digunakan sebagai bahan tambahan dalam masakan atau minuman.

Para produsen gula aren di Legung tetap berupaya menjaga kualitas produk mereka, meski dihadapkan pada tantangan cuaca.

Beberapa di antaranya mencoba berbagai cara untuk meningkatkan kejernihan air nira, seperti dengan penyaringan tambahan atau pengolahan yang lebih teliti.

Namun, faktor cuaca yang tidak menentu tetap menjadi kendala utama yang sulit diatasi dalam jangka pendek.

Sementara itu, penurunan harga gula aren ini disambut beragam oleh masyarakat.

Bagi sebagian besar konsumen, terutama mereka yang akan mempersiapkan kebutuhan untuk Ramadan, harga yang lebih rendah tentu memberikan keuntungan tersendiri.

Gula aren sering digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan berbagai hidangan khas Ramadan, seperti kolak, es campur, dan aneka kue tradisional.

Di sisi lain, para pedagang dan produsen berharap kondisi ini tidak berlangsung lama.

Baca Juga :  Inovasi Budidaya Lele di Buis Beton: Strategi Bojonegoro Mengatasi Stunting dan Kemiskinan

Mereka menyadari bahwa menjaga kualitas gula aren adalah kunci untuk mempertahankan kepercayaan konsumen dan memastikan produk lokal Legung tetap menjadi pilihan utama.

Oleh karena itu, mereka berharap cuaca segera membaik sehingga kualitas air nira bisa kembali optimal dan harga gula aren kembali stabil.

Dengan tantangan yang ada, baik produsen maupun pedagang gula aren di Pasar Jangara tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Mereka tetap menjaga kualitas produk semaksimal mungkin dan menawarkan harga yang bersaing.

Harapannya, ketika kualitas gula aren kembali normal, konsumen tetap setia memilih produk lokal dan mendukung perekonomian daerah.

Secara keseluruhan, kondisi pasar gula aren di Pasar Jangara saat ini mencerminkan dinamika yang wajar dalam dunia perdagangan, terutama untuk produk-produk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi alam.

Meski kualitas gula aren mengalami penurunan, kekhasan produk lokal Legung tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Harga Cabai di Bondowoso Meroket Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Mengeluh
Lonjakan Permintaan Perlengkapan Salat di Lamongan Awal Ramadan: Pedagang Raup Keuntungan Besar
Ketersediaan Daging Sapi di Kota Batu Jelang Ramadan 2025 Dipastikan Aman
Pentingnya Penyulaman dalam Budidaya Tebu untuk Meningkatkan Produktivitas Gula
Harga Bahan Pokok Melonjak di Sumenep Awal Ramadhan: Ibu Rumah Tangga Mengeluh, Pedagang Beri Penjelasan
Dandim 0802 Ponorogo Tinjau Panen Padi dan Dorong Penyerapan Gabah Petani
Kue Kering Mawar Jadul Blitar Masih Jadi Primadona di Ramadan 2025
Meriahkan Ramadan, Bupati Sumenep Akan Resmikan Bazar Takjil Tahunan

Berita Terkait

Monday, 3 March 2025 - 21:00 WIB

Harga Cabai di Bondowoso Meroket Awal Ramadan, Pedagang dan Konsumen Mengeluh

Monday, 3 March 2025 - 20:00 WIB

Ketersediaan Daging Sapi di Kota Batu Jelang Ramadan 2025 Dipastikan Aman

Monday, 3 March 2025 - 19:30 WIB

Pentingnya Penyulaman dalam Budidaya Tebu untuk Meningkatkan Produktivitas Gula

Monday, 3 March 2025 - 19:00 WIB

Harga Bahan Pokok Melonjak di Sumenep Awal Ramadhan: Ibu Rumah Tangga Mengeluh, Pedagang Beri Penjelasan

Sunday, 2 March 2025 - 21:00 WIB

Dandim 0802 Ponorogo Tinjau Panen Padi dan Dorong Penyerapan Gabah Petani

Berita Terbaru

Bisnis

Pembiayaan Multiguna: Solusi Keuangan Fleksibel untuk UMKM

Tuesday, 4 Mar 2025 - 09:00 WIB