UMKMJATIM.COM – Disebutkan, penurunan harga cabai terjadi secara signifikan di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, sebagaimana dirilis oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) pada Jumat, 28 Maret 2025.
Salah satu penyebab utama dari anjloknya harga adalah terhentinya serapan dari industri serta tidak adanya pengiriman ke wilayah Jabodetabek.
Harga Cabai Rawit Merah (CRM) mengalami penurunan yang cukup drastis. Varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dijual seharga Rp77.000 per kilogram kini turun Rp22.000 menjadi Rp55.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 yang sebelumnya berada di angka Rp72.000 kini turun menjadi Rp50.000 per kilogram.
Cabai lokal Kediri yang juga dijual dengan harga awal Rp72.000 mengalami penurunan serupa menjadi Rp50.000 per kilogram.
Selain itu, cabai Prentol/Tumi 99 yang sebelumnya seharga Rp63.000 kini turun Rp25.000 menjadi Rp38.000 per kilogram.
Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Suyono, menyebutkan bahwa ketidakstabilan harga cabai ini disebabkan oleh minimnya serapan industri dan tidak adanya ekspedisi yang datang ke Jabodetabek.
Kondisi ini berdampak langsung pada para petani cabai yang kesulitan menjual hasil panennya dengan harga yang menguntungkan.
Selain Cabai Rawit Merah, harga Cabai Merah Besar (CMB) juga mengalami penurunan.
Varietas Gada MK yang sebelumnya dijual dengan harga Rp45.000 per kilogram kini hanya dihargai Rp27.000 setelah turun Rp18.000.
Sementara itu, varietas Imola yang sebelumnya dihargai Rp43.000 kini mengalami penurunan sebesar Rp18.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.
Cabai Merah Keriting (CMK) juga tidak luput dari tren penurunan harga.
Varietas Boos Tavi yang sebelumnya berada di harga Rp40.000 per kilogram kini turun Rp15.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Sibad yang awalnya dijual Rp38.000 per kilogram kini mengalami penurunan harga sebesar Rp15.000 menjadi Rp23.000 per kilogram.
Minimnya pengiriman ke wilayah Jabodetabek menjadi faktor utama dalam penurunan harga ini.
Selain itu, serapan industri yang libur turut memperburuk kondisi pasar. Satu-satunya pengiriman yang masih terjadi adalah ke wilayah Kalimantan dengan jumlah terbatas, yakni tiga ton cabai rawit.
Sementara itu, pasokan cabai dari berbagai daerah juga masih berlangsung dalam jumlah yang cukup besar.
Cabai Rawit Merah yang berasal dari Kediri dan Blitar mencapai 37 ton, sementara pasokan Cabai Merah Besar dari Kediri, Jombang, dan Tuban tercatat sebanyak 15 ton.
Adapun Cabai Merah Keriting yang berasal dari Kediri dan Blitar berjumlah satu ton.
Dampak dari kondisi ini sangat dirasakan oleh para petani, mengingat harga cabai yang terus menurun dapat menyebabkan kerugian besar.
Diharapkan adanya langkah-langkah yang bisa diambil untuk menstabilkan harga, baik melalui peningkatan serapan industri maupun kelancaran distribusi ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.***