UMKMJATIM.COM – Menjelang Hari Raya Idulfitri, harga cabai di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, mengalami kenaikan signifikan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Minggu (30/3/2025), harga beberapa varietas cabai melonjak drastis akibat terbatasnya pasokan di pasaran.
Cabai Rawit Merah (CRM) menjadi komoditas dengan kenaikan harga tertinggi.
Varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dibanderol Rp70.000 per kilogram, mengalami kenaikan sebesar Rp30.000 hingga menyentuh angka Rp100.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 dan Cabai Lokal Kediri juga mengalami lonjakan harga dari Rp67.000 menjadi Rp90.000 per kilogram, atau naik Rp23.000.
Tidak jauh berbeda, harga Cabai Prentol/Tumi 99 yang awalnya Rp62.000 per kilogram kini melonjak Rp24.000 menjadi Rp86.000 per kilogram.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu oleh menurunnya pasokan cabai di pasaran, sementara permintaan tetap tinggi.
Selain itu, pengiriman cabai ke daerah lain seperti Bali dan Mataram dengan kapasitas mencapai 12 ton turut berkontribusi terhadap berkurangnya stok di Kediri dan sekitarnya.
Tidak hanya Cabai Rawit Merah, Cabai Merah Besar (CMB) juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Varietas Gada MK yang sebelumnya dijual seharga Rp32.000 per kilogram kini meningkat Rp13.000 menjadi Rp45.000 per kilogram.
Hal yang sama terjadi pada varietas Imola, yang mengalami kenaikan harga dari Rp30.000 menjadi Rp43.000 per kilogram.
Sementara itu, Cabai Merah Keriting (CMK) pun tidak luput dari tren kenaikan harga. Varietas Boos Tavi yang awalnya dibanderol Rp30.000 per kilogram, kini naik Rp15.000 hingga mencapai Rp45.000 per kilogram.
Sedangkan varietas Sibad, yang sebelumnya dijual Rp28.000 per kilogram, mengalami kenaikan Rp15.000 hingga menjadi Rp43.000 per kilogram.
Di tengah kenaikan harga tersebut, distribusi cabai ke beberapa wilayah mengalami perubahan.
Pengiriman cabai ke Jabodetabek untuk sementara waktu terhenti karena serapan industri yang sedang libur.
Sebaliknya, distribusi ke Kalimantan tetap berlangsung dengan volume mencapai tiga ton cabai rawit.
Dari segi pasokan, Cabai Rawit Merah yang berasal dari Kediri dan Blitar mencapai 21 ton. Sementara itu, Cabai Merah Besar yang dipasok dari Kediri dan Jombang berjumlah tujuh ton.
Adapun Cabai Merah Keriting yang berasal dari Kediri dan Blitar hanya tersedia sebanyak satu ton.
Pasokan yang tersisa dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar modern dan tradisional di seluruh wilayah Jawa Timur.
Kenaikan harga cabai yang terjadi menjelang Lebaran ini menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama para pedagang dan konsumen yang bergantung pada komoditas tersebut.
Dengan terbatasnya pasokan dan meningkatnya permintaan, harga cabai diperkirakan masih akan mengalami fluktuasi dalam beberapa hari ke depan.***