UMKMJATIM.COM – Satgas Pangan melaporkan bahwa harga cabai mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Lonjakan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca yang kurang mendukung serta meningkatnya permintaan di pasaran.
Menurut Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo, Listyaningsih, harga cabai mengalami kenaikan cukup drastis, yakni sebesar Rp 20 ribu per kilogram dalam kurun waktu beberapa hari.
Ia mengungkapkan bahwa di tingkat pedagang eceran, harga cabai kini berkisar antara Rp 115 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram.
Pihaknya juga mengkhawatirkan bahwa tren kenaikan ini masih berpotensi berlanjut apabila tidak segera diatasi.
Satgas Pangan menyoroti dampak dari lonjakan harga ini terhadap perekonomian, terutama dalam kaitannya dengan inflasi.
Mereka menilai bahwa kenaikan harga cabai dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan menambah beban ekonomi bagi masyarakat.
Dampak ini akan terasa lebih berat bagi kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah yang sangat bergantung pada stabilitas harga bahan pangan.
Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah strategis.
Listyaningsih menjelaskan bahwa pemerintah daerah berusaha mengendalikan kenaikan harga cabai dengan melakukan operasi pasar serta mengatur distribusinya.
Langkah ini diharapkan mampu menekan lonjakan harga dan memastikan pasokan cabai tetap stabil di pasaran.
Selain itu, pemerintah juga tengah mengevaluasi kebijakan terkait rantai pasok cabai guna memastikan bahwa distribusi dari petani ke pasar berjalan dengan lebih lancar.
Dengan adanya pengaturan distribusi yang lebih efektif, diharapkan ketersediaan cabai tetap terjaga dan harga dapat kembali ke tingkat yang lebih stabil.
Satgas Pangan menegaskan pentingnya langkah-langkah yang lebih efektif dalam menangani lonjakan harga cabai agar tidak terus membebani masyarakat.
Mereka berharap upaya yang telah dilakukan pemerintah dapat memberikan hasil positif dalam waktu dekat.
Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi kenaikan harga ini, termasuk dengan mencari alternatif bahan pangan yang lebih terjangkau jika diperlukan.
Dengan sinergi antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, diharapkan lonjakan harga cabai dapat segera terkendali sehingga tidak semakin membebani daya beli masyarakat.
Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah berharap harga cabai bisa kembali stabil dan tidak menjadi pemicu utama inflasi.
Langkah-langkah penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan agar kondisi ini tidak berdampak luas terhadap perekonomian daerah.
Jika situasi terus memburuk, evaluasi lebih lanjut akan dilakukan untuk menemukan solusi jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga komoditas pangan di Sidoarjo.***