Dispertabun Kediri Imbau Petani Panen Siang Hari untuk Jaga Kualitas Gabah dan Hindari Penolakan Bulog

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Sunday, 13 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan program penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog,

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Plemahan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, memberikan arahan strategis kepada para petani.

Salah satu imbauan utama adalah agar proses panen padi dilakukan pada siang hari guna menekan kadar air dalam gabah yang sering menjadi penyebab penolakan saat disetor ke gudang Bulog.

Menurut Bagus Esa, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari BPP Plemahan, sejak dilaksanakannya sosialisasi mengenai program pemerintah ini, antusiasme petani cukup tinggi.

Namun, dalam praktiknya di lapangan, terdapat beberapa kendala teknis, terutama terkait kadar air dalam gabah yang tidak boleh melebihi 28 persen.

Ia mengungkapkan bahwa sejumlah petani mengalami penolakan karena gabah yang dikirim mengandung kadar air melebihi batas yang ditentukan, sehingga tidak dapat diterima oleh Bulog.

Baca Juga :  Kebijakan Tarif Tinggi AS Jadi Peluang Emas UMKM: KADIN Surabaya Dorong Penguatan Ekonomi Domestik

Penolakan tersebut terjadi karena gabah dengan kadar air tinggi berpotensi merusak alat pengering milik Bulog.

Jika alat pengering rusak atau macet, maka proses pengeringan gabah bisa tertunda dan menyebabkan penumpukan stok gabah di gudang, yang pada akhirnya mengganggu alur distribusi dan penyimpanan.

Oleh karena itu, BPP Plemahan mendorong petani untuk memanen di waktu siang ketika sinar matahari membantu mengurangi kadar air secara alami sebelum gabah dikumpulkan dan disetor.

Bagus Esa juga menyampaikan bahwa waktu panen dan pengiriman ke gudang Bulog sebaiknya dilakukan di hari yang sama agar kualitas gabah tetap terjaga.

Ia menambahkan bahwa ada kejadian penolakan gabah sebanyak 1,5 ton karena tidak memenuhi standar kualitas.

Baca Juga :  Getuk Pisang Jadi Oleh-Oleh Favorit Saat Libur Lebaran di Kediri

Untuk mengantisipasi hal ini, petani diminta menyesuaikan waktu panen, terutama jika keesokan harinya diprediksi akan turun hujan.

Dalam kondisi tersebut, panen bisa dilakukan lebih siang agar gabah lebih kering dan memenuhi syarat yang ditetapkan Bulog.

Sebagai langkah tindak lanjut dari adanya penolakan tersebut, BPP Plemahan aktif memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para petani mengenai syarat-syarat teknis sebelum menyetor gabah ke Bulog.

Edukasi tersebut meliputi informasi tentang kadar air yang diperbolehkan, cara penyimpanan sementara, dan prosedur administratif dalam pengiriman gabah.

Prosedur penyerapan gabah oleh Bulog mencakup pendaftaran yang harus dilakukan oleh petani melalui WhatsApp kepada admin Bulog paling lambat tiga hari sebelum panen.

Baca Juga :  Berkah Ramadhan: Lonjakan Permintaan Cincau dan Peluang Bisnis yang Menjanjikan di Sumenep

Setelah itu, petani akan mendapatkan informasi mengenai lokasi gudang mitra Bulog yang dituju.

Saat ini, beberapa gudang mitra Bulog yang tersedia meliputi lokasi di Prambon (Kabupaten Nganjuk), Sumber Pangan 88 Pagu, dan Plosoklaten (Kabupaten Kediri).

Sebagai penutup, Bagus Esa mengimbau seluruh petani di wilayah Kecamatan Plemahan agar lebih memperhatikan kualitas gabah sebelum menyetor ke gudang.

Terutama, kadar air harus benar-benar diperhatikan agar tidak mengalami penolakan dari Bulog.

Imbauan ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional melalui penyerapan hasil pertanian secara maksimal dan efisien.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Dispaperta Sidoarjo Alokasikan Rp 966 Juta untuk Pengadaan Bibit Padi dan Jagung
Harga Cabai di Pasar Induk Pare Bergerak Dinamis, Penyerapan Tertinggi ke Bali dan Mataram
Sukati Farm Lamongan: Bukti Nyata Keunggulan Smart Screen House IoT dalam Budidaya Melon Premium
Optimalisasi Pekarangan Rumah di Dungkek: Strategi Inovatif Polri dan Warga untuk Wujudkan Ketahanan Pangan Keluarga
Sinergi TNI-Polri dan Petani Rubaru dalam Gerakan Tanam Padi: Langkah Nyata Menuju Swasembada Pangan Nasional
Inflasi Kota Madiun pada Maret 2025, Banyak Faktor Jadi Pemicu
UMKM dan Industri Kreatif Jadi Tulang Punggung Ekonomi Jatim, Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci Bertahan di Era Digital
CFD Pare Kembali Hadir, Dorong UMKM Bangkit dan Jadi Andalan Penghasilan di Akhir Pekan

Berita Terkait

Monday, 14 April 2025 - 21:00 WIB

Dispaperta Sidoarjo Alokasikan Rp 966 Juta untuk Pengadaan Bibit Padi dan Jagung

Monday, 14 April 2025 - 20:30 WIB

Harga Cabai di Pasar Induk Pare Bergerak Dinamis, Penyerapan Tertinggi ke Bali dan Mataram

Monday, 14 April 2025 - 20:00 WIB

Sukati Farm Lamongan: Bukti Nyata Keunggulan Smart Screen House IoT dalam Budidaya Melon Premium

Monday, 14 April 2025 - 19:12 WIB

Sinergi TNI-Polri dan Petani Rubaru dalam Gerakan Tanam Padi: Langkah Nyata Menuju Swasembada Pangan Nasional

Sunday, 13 April 2025 - 21:00 WIB

Inflasi Kota Madiun pada Maret 2025, Banyak Faktor Jadi Pemicu

Berita Terbaru