UMKMJATIM.COM – Libur panjang Idulfitri 1446 H membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha oleh-oleh khas daerah.
Salah satu produk yang mencuri perhatian selama momen mudik dan arus balik adalah Getuk Pisang, jajanan tradisional khas Kediri yang banyak diburu masyarakat untuk dijadikan buah tangan ke kota asal perantauan.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pusat oleh-oleh di Kabupaten Kediri, Getuk Pisang menjadi primadona di antara berbagai jenis kudapan lokal.
Tak hanya warga lokal, para pemudik dari luar kota juga terlihat antusias memborong makanan olahan dari pisang ini.
Rasa khasnya yang unik—perpaduan asam dan legit—membuatnya cocok dinikmati bersama keluarga besar saat berkumpul di hari raya.
Salah satu pembeli yang ditemui, Jamiyah, menceritakan bahwa ia sengaja membeli Getuk Pisang untuk dibawa pulang ke Surabaya.
Ia menilai bahwa oleh-oleh ini mudah dibagikan kepada keluarga maupun tetangga karena dapat langsung dipotong-potong dan disajikan.
Menurutnya, makanan tersebut tidak hanya enak, tetapi juga memiliki nilai nostalgia tinggi bagi warga Kediri yang telah lama merantau.
Selain Getuk Pisang, Jamiyah juga membeli kerupuk upil—kerupuk yang digoreng dengan pasir panas—dengan beragam varian rasa, seperti kerupuk bawang dan kerupuk pedas yang dibumbui sambal rujak manis.
Produk-produk ini menurutnya juga menjadi favorit karena menawarkan rasa khas yang sulit ditemukan di luar daerah.
Peningkatan penjualan selama masa libur Lebaran juga diakui oleh Fajar Tri Laksono, pemilik salah satu pusat oleh-oleh yang berada di Desa Mekikis, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Ia menyebutkan bahwa arus pembeli yang ramai membuat penjualannya meningkat secara signifikan dibanding hari-hari biasa.
Fajar menjelaskan bahwa hampir semua jenis oleh-oleh yang ia jual mengalami lonjakan permintaan.
Selain Getuk Pisang, produk lain yang cukup diminati di antaranya adalah Tahu Takwa, Stik Tahu, serta Keripik Tempe khas Malang.
Bahkan, makanan dari luar daerah seperti Dodol Kudus asal Jawa Tengah juga ikut laris manis selama masa mudik ini.
Ia menambahkan bahwa situasi ramai di tokonya biasanya terjadi saat musim libur panjang, dan diprediksi akan mulai kembali normal pasca Lebaran, tepatnya setelah tanggal 8 April 2025.
Meski demikian, ia tetap bersyukur atas tingginya minat masyarakat terhadap oleh-oleh khas daerah sebagai simbol ikatan emosional dan kenangan dari kampung halaman.
Popularitas Getuk Pisang dan produk lokal lainnya selama musim mudik menunjukkan bahwa kekayaan kuliner tradisional masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik.
Di tengah gempuran makanan modern, oleh-oleh seperti ini terus eksis karena menyimpan nilai budaya dan cita rasa yang melekat kuat di hati masyarakat.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk lokal, para pelaku UMKM di Kediri berharap tren positif ini bisa terus berlanjut, tidak hanya saat Lebaran, tetapi juga dalam berbagai momen libur nasional lainnya.***