UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa fluktuasi dan stabilitas harga cabai rawit di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, menjadi sorotan di tengah dinamika harga pangan.
Informasi ini disampaikan oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri dalam rilis harga resmi pada Kamis, 10 April 2025.
Harga yang stabil ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara pasokan dan permintaan tetap terjaga dengan baik, terutama di wilayah Jawa Timur dan daerah tujuan distribusi lainnya seperti Bali dan Mataram.
Berdasarkan data yang dirilis, harga Cabai Rawit Merah (CRM) masih berada dalam kisaran yang stabil untuk beberapa varietas unggulan.
Untuk varietas Ori 212 dan Brengos 99, harga dipatok sebesar Rp85.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 berada sedikit lebih rendah di angka Rp83.000 per kilogram.
Adapun cabai lokal dari Kediri dijual dengan harga Rp79.000 per kilogram, dan varietas Prentol atau Tumi 99 dihargai Rp70.000 per kilogram.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menyebut bahwa stabilnya harga ini didukung oleh pasokan yang terjaga serta tingginya tingkat penyerapan dari pasar luar daerah, khususnya dari Bali dan Mataram.
Menurutnya, permintaan cabai dari wilayah tersebut masih tinggi, sehingga distribusi tetap berjalan lancar dan berdampak positif pada harga di tingkat petani.
Di samping cabai rawit, harga cabai jenis lainnya juga mengalami kestabilan meski dengan variasi harga yang cukup mencolok.
Untuk Cabai Merah Besar (CMB), varietas Gada MK dijual seharga Rp25.000 per kilogram, sementara varietas Imola sedikit lebih murah di angka Rp23.000 per kilogram.
Sementara itu, harga Cabai Merah Keriting (CMK) tercatat lebih tinggi, dengan varietas Boos Tavi di angka Rp40.000 dan Sibad seharga Rp38.000 per kilogram.
Distribusi cabai dari Kediri dan sekitarnya juga berlangsung aktif.
Diketahui bahwa pengiriman ke wilayah Jabodetabek mencakup 3 ton cabai besar dan 4 ton cabai rawit.
Sementara itu, serapan industri menyasar 3 ton cabai rawit dan 6 ton cabai besar.
Tak hanya itu, pengiriman cabai besar ke Kalimantan juga tercatat sebanyak 1,5 ton, menunjukkan adanya permintaan yang cukup merata dari berbagai daerah di luar Jawa Timur.
Untuk pasokan, data menunjukkan bahwa Cabai Rawit Merah berasal dari wilayah Kediri dan Blitar dengan total volume mencapai 26 ton.
Sementara itu, pasokan Cabai Merah Besar berasal dari Kediri, Jombang, Tuban, dan Malang sebanyak 12 ton.
Sementara itu, Cabai Merah Keriting yang disuplai dari Kediri dan Blitar mencapai 1 ton.
Kondisi ini menunjukkan bahwa ekosistem distribusi cabai di Jawa Timur, khususnya Kediri, berada dalam posisi yang sehat.
Harga yang stabil, didukung oleh pasokan yang cukup dan distribusi yang luas, menjadi faktor penting dalam menjaga daya beli konsumen serta mendukung kesejahteraan petani.
Dengan stabilitas ini, sektor pertanian cabai diharapkan terus tumbuh dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.***