UMKMJATIM.COM -Meski momen Lebaran telah berlalu, harga daging ayam potong di Pasar Legi Ponorogo belum sepenuhnya kembali normal.
Hingga Senin (7/4/2025), harga daging ayam masih bertengger di angka Rp35 ribu per kilogram.
Meskipun telah mengalami penurunan dibanding saat puncak Lebaran yang sempat menyentuh Rp38 ribu per kilogram, harga tersebut dinilai masih tinggi oleh para pedagang dan konsumen.
Endang Joko, salah satu pedagang daging ayam di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa penurunan harga mulai terjadi sejak hari keempat Idul Fitri, yakni pada Kamis (3/4/2025).
Menurutnya, meskipun ada penurunan, harga ideal atau normal daging ayam potong seharusnya berada di kisaran Rp30 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram.
Ia menambahkan bahwa permintaan daging ayam mulai berkurang pasca Lebaran.
Jika pada masa puncak permintaan datang dari berbagai kalangan, kini pembeli utamanya adalah pelanggan tetap seperti pelaku usaha kuliner—kafe dan restoran.
Sementara pembelian dari rumah tangga cenderung dalam jumlah kecil, berkisar setengah hingga satu kilogram.
Dalam kondisi pasar saat ini, Endang masih mampu menjual sekitar 50 kilogram daging ayam potong setiap harinya.
Ia membuka lapak dagangannya sejak pukul 06.00 hingga pukul 17.00 WIB. Rutinitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang datang secara bergelombang sepanjang hari.
Selain menjajakan daging ayam potong, Endang juga menyediakan ayam ras utuh. Ia mengungkapkan bahwa harga ayam ras juga mengalami lonjakan harga selama momentum Lebaran.
Dari harga normal sekitar Rp45 ribu per ekor, kini naik signifikan menjadi Rp65 ribu per ekor.
Ia menekankan bahwa semua produk ayam yang dijual di lapaknya selalu dalam kondisi segar.
Dalam sehari, proses penyembelihan dilakukan secara bertahap demi menjaga kualitas. Biasanya, Endang menyembelih sekitar 15 ekor ayam pada pagi hari, dan dilanjutkan dengan 10 ekor lagi di siang hari.
Jika stok habis, proses penyembelihan dilakukan kembali. Strategi ini menurutnya penting agar daging ayam yang dijual tetap dalam kondisi terbaik bagi konsumen.
Kenaikan harga daging ayam ini sejatinya merupakan tren tahunan yang selalu terjadi menjelang dan sesaat setelah Lebaran.
Permintaan tinggi selama bulan Ramadan dan Idul Fitri mendorong peningkatan harga, sementara ketersediaan pasokan belum sepenuhnya stabil setelah libur panjang.
Kondisi ini menjadi perhatian bagi masyarakat, khususnya konsumen rumah tangga yang harus menyesuaikan anggaran belanja mereka.
Para pelaku usaha kuliner pun turut merasakan dampaknya, terutama dalam hal pengelolaan biaya operasional yang lebih tinggi.
Dengan berjalannya waktu dan meredanya arus konsumsi Lebaran, harga daging ayam diharapkan akan kembali ke tingkat normal dalam beberapa pekan ke depan.
Para pedagang seperti Endang tetap optimis bahwa stabilisasi harga akan segera terjadi, terlebih jika pasokan ayam dari peternak kembali lancar.***