UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa harga berbagai jenis cabai di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan.
Penurunan harga ini lebih disebabkan karena melimpahnya jumlah pasokan dari beberapa wilayah sentra cabai yang sedang memasuki masa panen raya.
Beberapa daerah yang menjadi penyumbang utama pasokan cabai tersebut antara lain Mojokerto, Tuban, Blitar Selatan, dan Lamongan.
Menurut rilis yang diterbitkan oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Kamis (17/4/2025), harga cabai rawit merah (CRM) mengalami koreksi harga cukup tajam.
Varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dijual seharga Rp63.000 per kilogram kini turun menjadi Rp53.000, atau terjadi penurunan sebesar Rp10.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 turun dari Rp61.000 menjadi Rp50.000 per kilogram, menunjukkan penurunan harga sebesar Rp11.000.
Bukan hanya komoditas cabai rawit merah, jenis varietas cabai lainnya juga mengalami penyesuaian harga.
Cabai lokal Kediri yang sebelumnya dijual Rp45.000 kini dihargai Rp42.000 per kilogram, atau turun Rp3.000.
Sedangkan untuk jenis cabai Prentol atau Tumi 99, harganya turun dari Rp50.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa penurunan harga cabai rawit merah merupakan dampak dari meningkatnya pasokan dari berbagai daerah penghasil.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun harga turun, permintaan tetap tinggi, terutama dari wilayah Bali dan Mataram yang dikenal sebagai konsumen utama cabai rawit.
Untuk cabai merah besar (CMB), harga juga terpantau relatif stabil dengan sedikit perbedaan antar varietas.
Varietas Gada MK dijual dengan harga Rp29.000 per kilogram, sedangkan varietas Imola sedikit lebih rendah, yaitu Rp27.000 per kilogram.
Sementara itu, harga cabai merah keriting (CMK) juga mencatatkan harga yang bersaing, dengan varietas Boos Tavi di kisaran Rp43.000 per kilogram dan varietas Sibad di harga Rp41.000 per kilogram.
Dari sisi distribusi, pengiriman cabai ke berbagai wilayah juga berlangsung dalam volume besar.
Sebanyak 3 ton cabai merah besar dan juga cabai rawit merah sebanyak 4 ton dikirimkan untuk pemenuhan pasar wilayah Jabodetabek.
Sementara itu, untuk kebutuhan industri, serapan cabai merah besar mencapai 2 ton dan cabai rawit sebesar 3 ton.
Selain itu, pengiriman ke Kalimantan juga dilakukan meskipun dalam volume yang lebih kecil, yakni 0,5 ton untuk cabai rawit dan 0,4 ton untuk cabai keriting.
Pasokan cabai rawit merah ke pasar berasal dari daerah-daerah seperti Kediri, Blitar, dan Mojokerto dengan total mencapai 32 ton.
Sedangkan untuk cabai merah besar, suplai datang dari Kediri, Malang, dan Tuban sebanyak 10 ton.
Untuk cabai varietas merah keriting sebagian besar dipasok dari wilayah Kediri dan juga Malang dengan total volume pengiriman sekitar 0,9 ton.
Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa panen raya cabai telah memberikan dampak positif terhadap kestabilan harga di pasaran.
Meski harga turun, petani dan pelaku pasar tetap diuntungkan berkat tingginya permintaan dari berbagai daerah, terutama menjelang musim-musim konsumsi tinggi seperti Ramadan dan Idul Fitri.***