Perang Dagang AS-China: Industri Penerbangan Terguncang, Boeing Kehilangan Pasar Raksasa

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Friday, 18 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Sebagai balasan atas tarif 145 persen yang dijatuhkan AS pada produk-produk China, pemerintah China telah menginstruksikan maskapai penerbangan domestik untuk menangguhkan penerimaan pesawat jet baru dari Boeing. Langkah ini berdampak signifikan pada Boeing dan industri kedirgantaraan global.

Tiga maskapai penerbangan terbesar China, Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines, sebelumnya telah merencanakan untuk menerima total 180 pesawat Boeing antara tahun 2025 dan 2027. Penangguhan ini menimbulkan kerugian besar bagi Boeing, yang sangat bergantung pada pasar China yang besar dan menguntungkan. Penurunan saham Boeing sebesar 0,5 persen setelah pengumuman ini menjadi bukti nyata dampak negatif dari keputusan China tersebut.

Dampak Perang Dagang AS-China terhadap Boeing

Konflik perdagangan yang dimulai pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump telah menciptakan ketidakpastian yang meluas di industri penerbangan. Bukan hanya Boeing yang terkena dampaknya, tetapi juga para pemasok komponen dan perusahaan penerbangan di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan ini kini menghadapi dilema dalam mengevaluasi kembali kontrak-kontrak bernilai miliaran dolar yang sudah disepakati sebelumnya.

Baca Juga :  Jatim Dorong Diversifikasi Ekspor Usai Kebijakan Trump, BRICS+ Jadi Peluang Baru

Howmet Aerospace, salah satu pemasok Boeing dari AS, telah memulai diskusi mengenai siapa yang harus menanggung beban biaya tarif yang dibebankan. Ketidakpastian ini menyebabkan penundaan pengiriman pesawat, karena beberapa maskapai penerbangan memilih untuk menunda penerimaan pesawat daripada membayar bea masuk yang tinggi. Situasi ini memperlihatkan betapa kompleks dan luasnya dampak perang dagang, tidak hanya pada perusahaan-perusahaan besar seperti Boeing, tetapi juga pada seluruh rantai pasok global.

Profil Boeing dan Unit Bisnisnya

The Boeing Company merupakan perusahaan multinasional Amerika Serikat yang terkenal di dunia sebagai produsen pesawat terbang, roket, satelit, dan sistem pertahanan. Didirikan pada tahun 1916 oleh William Boeing, perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu pemain terbesar dalam industri kedirgantaraan global, baik untuk sektor komersial maupun militer.

Baca Juga :  Ekspor Kelapa Meningkat, Pasar Domestik Kekurangan Pasokan

Boeing terbagi menjadi dua divisi utama. Pertama, Boeing Commercial Airplanes (BCA) berfokus pada desain, produksi, dan pemasaran pesawat komersial seperti Boeing 737, 747, 777, dan 787 Dreamliner. Divisi kedua, Boeing Defense, Space & Security (BDS), memproduksi sistem pertahanan, pesawat militer, satelit, dan layanan keamanan global. Selain kedua divisi utama tersebut, Boeing juga memiliki unit bisnis yang bergerak di bidang layanan keuangan dan purna jual.

Analisis Lebih Lanjut

Langkah China untuk menangguhkan penerimaan pesawat Boeing merupakan strategi yang cerdik dalam menghadapi tekanan perdagangan dari AS. Hal ini menunjukkan bahwa China siap untuk menggunakan kekuatan ekonominya sebagai senjata dalam perselisihan perdagangan. Dengan pasar domestik yang besar dan berkembang, China memiliki posisi tawar yang kuat dalam negosiasi perdagangan internasional.

Baca Juga :  Bupati Pasuruan Pantau Operasi Pasar Pangan Murah, Pastikan Harga Stabil Menjelang Idulfitri

Ke depannya, dampak jangka panjang dari keputusan ini masih belum jelas. Namun, jelas bahwa perang dagang AS-China telah dan akan terus mengganggu industri penerbangan global. Perusahaan-perusahaan terkait perlu mengembangkan strategi yang lebih tangguh untuk menghadapi ketidakpastian dan fluktuasi dalam kebijakan perdagangan internasional. Negosiasi dan solusi diplomatik yang efektif sangat diperlukan untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan stabilitas pada pasar internasional.

Kesimpulannya, keputusan China untuk menangguhkan penerimaan pesawat Boeing menandai babak baru dalam perang dagang AS-China, dengan implikasi yang luas bagi industri penerbangan global dan perusahaan-perusahaan yang terlibat. Ketidakpastian tetap ada, dan dampak jangka panjangnya masih perlu dipantau dengan cermat.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Panen Raya Padi di Jatiroto Lumajang, Babinsa dan Petani Bersinergi Wujudkan Swasembada Pangan
Panen Raya di Sejumlah Daerah Tekan Harga Cabai di Pasar Induk Pare
Harga Kelapa Naik, Pedagang di Pasar Anom Baru Sumenep Resah
Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Polres Sumenep Kunjungani Sentra Peternakan Ayam Desa Pabian
Surabaya dan Blitar Siapkan Kerjasama Strategis di Bidang Pemerintahan dan Pariwisata
Ojol Resmi UMKM: Akses Bansos dan BBM Subsidi Terbuka Lebar
Emas Makin Cemerlang: Perang Dagang AS-China Dorong Harga Naik
Inflasi Melanda: Rakyat Indonesia Bimbang Memenuhi Kebutuhan Pokok

Berita Terkait

Friday, 18 April 2025 - 20:30 WIB

Panen Raya di Sejumlah Daerah Tekan Harga Cabai di Pasar Induk Pare

Friday, 18 April 2025 - 20:00 WIB

Harga Kelapa Naik, Pedagang di Pasar Anom Baru Sumenep Resah

Friday, 18 April 2025 - 19:30 WIB

Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Polres Sumenep Kunjungani Sentra Peternakan Ayam Desa Pabian

Friday, 18 April 2025 - 19:00 WIB

Surabaya dan Blitar Siapkan Kerjasama Strategis di Bidang Pemerintahan dan Pariwisata

Friday, 18 April 2025 - 17:54 WIB

Ojol Resmi UMKM: Akses Bansos dan BBM Subsidi Terbuka Lebar

Berita Terbaru