UMKMJATIM.COM – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa memiliki peran strategis dalam mendukung perekonomian masyarakat dan memperluas lapangan kerja.
Di berbagai wilayah pedesaan, UMKM berkembang dalam banyak bentuk, mulai dari usaha kuliner, jasa, pertanian, hingga kerajinan tangan berbasis potensi lokal.
UMKM desa biasanya memanfaatkan sumber daya alam dan kearifan lokal yang melimpah.
Dengan pengelolaan yang baik dan pemasaran yang tepat, pelaku UMKM dapat menciptakan usaha yang berkelanjutan sekaligus mengangkat perekonomian desa.
UMKM Kuliner: Andalan Peningkat Pendapatan Harian
Di sektor kuliner, usaha warung sembako dan warung makan menjadi pilihan utama karena kebutuhan bahan pokok dan makanan siap saji selalu ada.
Beberapa warga juga menjalankan usaha makanan ringan seperti gorengan, tempe dan tahu buatan sendiri, serta makanan olahan seperti keripik singkong dan rempeyek.
Pengolahan hasil pertanian seperti pembuatan gula kelapa dan makanan khas desa, seperti getuk, klepon, atau lemet juga menjadi ladang usaha yang menjanjikan.
Produk kuliner desa sering kali memiliki nilai tambah tinggi karena keunikan rasa dan tradisi pembuatannya.
Jasa di Desa: Peluang Bisnis dengan Modal Minim
Usaha jasa menjadi solusi tepat bagi mereka yang ingin berwirausaha dengan modal terbatas.
Beberapa contoh jasa yang umum dijalankan di desa antara lain jasa jahit pakaian, jasa laundry rumahan, dan pangkas rambut.
Selain itu, menjadi agen gas LPG, membuka jasa fotokopi atau percetakan sederhana, serta membuka bengkel kendaraan roda dua adalah usaha yang cukup potensial.
Pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar ini tidak memerlukan banyak biaya, namun mampu memberikan penghasilan tetap.
Agribisnis: UMKM Berbasis Potensi Alam Desa
Pertanian dan peternakan merupakan sektor dominan di pedesaan. Usaha agribisnis seperti budidaya sayuran organik, ternak lele di kolam terpal, budidaya ikan nila atau gurame, serta peternakan kambing dan ayam kampung menjadi pilihan yang relevan dengan lingkungan desa.
Tanaman herbal seperti jahe merah juga mulai diminati karena nilai ekonominya yang tinggi.
Begitu pula dengan budidaya jamur tiram yang bisa dilakukan di lahan sempit dan minim biaya, namun hasil panennya memiliki permintaan yang tinggi di pasar lokal maupun luar daerah.
Kerajinan Tangan: Produk Bernilai Tinggi dari Bahan Lokal
Banyak warga desa memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar untuk membuat produk kerajinan.
Batok kelapa, serat alam, daun pandan, dan limbah pertanian bisa diolah menjadi kerajinan bernilai jual tinggi.
Contoh usaha ini termasuk pembuatan kerajinan batok kelapa, anyaman dari daun pandan, pembuatan batik khas desa, dan kain tenun tradisional.
Produk kerajinan ini sering menjadi incaran wisatawan atau pelaku usaha kreatif di kota.
Peluang Lain: Inovasi UMKM Masa Kini
Selain usaha yang telah disebutkan, beberapa UMKM desa mulai merambah usaha berbasis teknologi seperti warung internet atau jasa printing online.
SPBU mini, penjualan bibit tanaman, serta produksi pupuk kompos organik juga mulai dikembangkan sebagai bentuk inovasi desa yang ramah lingkungan dan menguntungkan.
UMKM desa tidak hanya berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga menjadi pendorong utama pembangunan ekonomi lokal.
Dukungan dari pemerintah, pelatihan kewirausahaan, dan akses pasar digital menjadi kunci untuk mengembangkan potensi besar yang dimiliki UMKM di pedesaan.***