UMKMJATIM.COM – Sebuah fakta menarik terlihat, menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, aktivitas penjualan hewan kurban di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang pada tahun-tahun sebelumnya ramai, sekali ini masih menunjukkan tren yang relatif sepi.
Situasi ini terlihat jelas di Pasar Hewan Kliwon Gorang-gareng, Rabu (28/5/2025), di mana pedagang sapi maupun kambing mengeluhkan rendahnya minat beli masyarakat.
Slamet Riyadi, seorang pedagang sapi asal Desa Sumberagung, Kecamatan Plaosan, mengungkapkan bahwa hingga saat ini penjualan hewan ternaknya masih belum mengalami peningkatan signifikan.
Ia menyebutkan bahwa dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penjualan tahun ini justru mengalami penurunan.
Menurutnya, kondisi ekonomi masyarakat yang belum sepenuhnya pulih serta dampak dari serangan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menjadi penyebab utama lambatnya perputaran jual beli hewan kurban.
Slamet menambahkan bahwa saat ini sapi yang paling diminati berada di kisaran harga Rp 21 juta hingga Rp 25 juta, sementara sapi dengan harga terendah berada pada angka Rp 19 juta.
Adapun sapi premium dengan ukuran lebih besar dan kualitas lebih tinggi dibanderol di atas Rp 30 juta.
Sementara itu, kondisi yang lebih memprihatinkan dialami para pedagang kambing. Agus Sadimin, salah satu pedagang kambing dari Karangrejo, Kecamatan Kawedanan,
menuturkan bahwa penjualan kambing di pasar sangat lesu bahkan nyaris tidak mengalami peningkatan dibandingkan hari-hari biasa.
Ia mengaku beberapa kali harus membawa kembali kambing dagangannya ke rumah karena tidak laku terjual sama sekali.
Agus memberikan penjelasan bahwa salah satu penyebab utama rendahnya penjualan kambing, disebabkan karena banyak warga memelihara ternak kambingnya sendiri.
Selain itu, sebagian besar pembeli lebih memilih membeli langsung ke rumah peternak untuk mendapatkan harga lebih murah dan pilihan yang lebih banyak. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli kambing di pasar semakin sepi.
Harga kambing yang ditawarkan para pedagang di Pasar Hewan Gorang-gareng saat ini berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per ekor.
Harga tersebut dinilai masih kompetitif dan sesuai dengan standar pasar, namun tetap saja belum mampu mendorong peningkatan transaksi secara signifikan.
Meskipun kondisi pasar belum menggembirakan, baik pedagang sapi maupun kambing tetap menyimpan harapan bahwa penjualan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan menjelang puncak perayaan Idul Adha.
Mereka berharap adanya lonjakan permintaan yang biasanya terjadi mendekati hari-hari terakhir sebelum Hari Raya Qurban.
Fenomena ini menjadi perhatian tersendiri bagi para pelaku usaha ternak, terutama di tengah tantangan ekonomi yang belum stabil dan perubahan perilaku konsumen yang kini cenderung lebih praktis serta selektif dalam membeli hewan kurban.***