UMKMJATIM.COM – Tren thrifting atau aktivitas membeli pakaian impor bekas kini telah mengalami pergeseran makna yang cukup signifikan.
Dulu sering dipandang sebelah mata, kini justru menjadi bagian dari gaya hidup yang populer, khususnya di kalangan generasi muda.
Di Kota Kediri, fenomena ini semakin terlihat dengan menjamurnya toko-toko thrift yang menawarkan berbagai pakaian bekas berkualitas.
Vivian Andara, warga Kediri berusia 27 tahun yang juga berprofesi sebagai penyanyi pernikahan, menyampaikan bahwa kebiasaan belanja di thrift shop sudah menjadi rutinitasnya selama tiga tahun terakhir.
Ia menuturkan bahwa dengan modal seratus ribu rupiah, dirinya bisa mendapatkan dua hingga tiga potong pakaian bermerek dengan model unik yang sulit ditemukan di pusat perbelanjaan.
Baginya, berbelanja di thrift shop bukan lagi soal gengsi, tetapi cara cerdas untuk tetap tampil modis tanpa harus merogoh kocek dalam.
Menurut Vivian, gaya hidupnya yang menuntut tampil stylish setiap hari membuatnya harus pandai mengatur pengeluaran, terutama dalam urusan pakaian.
Ia mengakui masih sesekali membeli pakaian baru jika ada rezeki lebih, namun lebih sering memilih thrifting sebagai solusi fashion yang hemat dan ramah lingkungan.
Baginya, tampil fashionable tak harus selalu mahal, justru bisa dicapai dengan cara kreatif dan bijak seperti belanja barang preloved.
Di sisi lain, Siti Nur Azizah, seorang guru Bahasa Inggris di SMK Kadiri Kras, juga mengamati perkembangan tren thrifting dari sudut pandang yang lebih luas.
Ia menegaskan bahwa konsep thrifting tidak hanya terbatas pada pakaian, tetapi juga mencakup barang-barang lainnya semisal sepatu, tas, bahkan perabot rumah tangga.
Aziz, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa pelanggan thrift shop kini berasal dari berbagai kalangan usia, tidak hanya terbatas pada generasi muda.
Meski begitu, ia juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi oleh pasar thrifting, yaitu belum adanya standar atau indikator yang bisa menjamin kualitas dan kurasi produk secara menyeluruh.
Hal ini membuat konsumen harus lebih cermat dan teliti dalam memilih barang, agar tetap mendapatkan produk berkualitas yang sesuai harapan.
Tren thrifting yang terus berkembang sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup hemat dan berkelanjutan.
Konsep membeli barang bekas kini tidak lagi identik dengan keterbatasan ekonomi, melainkan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan upaya mengurangi limbah tekstil.
Dengan maraknya thrift shop di berbagai daerah, termasuk Kediri, semakin banyak orang yang mulai melirik alternatif belanja ini sebagai solusi untuk tampil trendi tanpa harus mengorbankan keuangan maupun lingkungan.
Tren ini menunjukkan bahwa dunia fashion kini tidak hanya soal penampilan, tetapi juga tentang pilihan hidup yang lebih bijak, hemat, dan bertanggung jawab.***