UMKMJATIM.COM – Para petani padi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyambut turunnya hujan dengan penuh rasa syukur di tengah berlangsungnya musim tanam Gadu.
Meski seharusnya sudah memasuki masa kemarau, curah hujan yang masih turun menjadi berkah tersendiri bagi petani, terutama dalam hal efisiensi penggunaan air irigasi.
Hujan yang turun pada Jumat (13/6) dianggap sangat membantu oleh Kuseno, seorang petani dari Desa Karang Semanding, Kecamatan Balung.
Ia menyampaikan bahwa hujan ringan tersebut berkontribusi besar dalam mengurangi ketergantungan petani terhadap pompa air yang selama ini menjadi solusi utama untuk pengairan sawah saat musim kering.
Menurut Kuseno, pengairan satu hektar sawah di musim Gadu bisa menelan biaya jutaan rupiah hanya untuk pembelian bahan bakar pompa dan perawatan saluran irigasi.
Dengan hadirnya hujan, beban biaya tersebut bisa ditekan secara signifikan.
Ia mengatakan bahwa fenomena cuaca seperti ini sangat menguntungkan karena selain menghemat pengeluaran, hujan juga memberikan kelembapan ideal bagi tanaman padi untuk tumbuh secara optimal.
Curah hujan ringan seperti yang terjadi di wilayahnya dinilai sangat tepat karena tidak menyebabkan genangan air berlebihan di lahan sawah.
Kuseno menyebut kondisi ini sebagai situasi ideal dalam pertumbuhan tanaman padi, mengingat kelebihan air justru bisa menimbulkan kerusakan pada akar atau memicu pertumbuhan gulma.
Namun, Kuseno juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi munculnya hama tanaman, khususnya ulat.
Kelembapan yang tinggi akibat hujan, menurutnya, sering kali memicu ledakan populasi hama yang dapat merusak tanaman jika tidak diantisipasi sejak dini.
Oleh karena itu, ia bersama petani lainnya tetap aktif melakukan pengawasan rutin di lahan mereka masing-masing.
Musim tanam Gadu biasanya dihadapkan pada permasalahan utama berupa keterbatasan sumber daya air, sehingga biaya pengairan menjadi salah satu komponen terbesar dalam operasional pertanian seperti ini.
Dengan turunnya hujan di periode ini, para petani di Jember merasa lebih ringan menjalani musim tanam, bahkan berharap hasil panen tahun ini bisa lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Petani pun optimis bahwa musim ini akan membawa hasil yang lebih menguntungkan dari sisi produksi maupun keuangan.
Mereka berharap tren cuaca yang menguntungkan ini terus berlanjut hingga masa panen tiba.
Dukungan kondisi cuaca yang tak biasa ini seolah menjadi peluang emas bagi petani untuk meningkatkan efisiensi produksi sekaligus menjaga kesehatan tanaman.
Harapan besar disematkan pada hasil panen yang lebih melimpah dan berkualitas, sebagai buah dari perpaduan alam yang mendukung dan upaya kerja keras petani yang tak kenal lelah.***