UMKMJATIM.COM – Dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional, Komando Distrik Militer (Kodim) 0827/Sumenep terus menghadirkan inovasi melalui pengembangan program budidaya terpadu.
Salah satunya diwujudkan melalui penebaran 7.000 ekor bibit ikan lele jenis super jumbo di kolam milik Kodim yang dilakukan pada hari Kamis, 12 Juni 2025.
Langkah nyata ini menjadi bagian dari strategi Kodim untuk memanfaatkan sumber daya lokal secara maksimal.
Kegiatan tersebut juga menjadi bentuk edukasi praktis dan penguatan keterampilan non-militer bagi para prajurit, sekaligus memberikan inspirasi kepada masyarakat sekitar agar mampu mengembangkan kemandirian pangan dari skala kecil.
Program budidaya ini dipimpin langsung oleh Letkol Inf Yoyok Wahyudi, Komandan Kodim 0827/Sumenep
Ia menekankan bahwa inisiatif ini tidak hanya bersifat produktif, tetapi juga edukatif, karena menyasar dua kelompok utama, yaitu prajurit TNI dan warga sipil di lingkungan sekitar.
Budidaya lele ini dirancang sebagai model pertanian terpadu yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya lokal, sehingga dapat dijadikan sebagai proyek percontohan bagi Koramil lain di wilayah Kabupaten Sumenep.
Dalam keterangannya, Letkol Yoyok menjelaskan bahwa sistem budidaya ikan ini tidak berdiri sendiri.
Kodim 0827/Sumenep mengintegrasikan pengelolaan kolam lele dengan pengembangan maggot (larva lalat Black Soldier Fly) dan budidaya tanaman azolla, yang digunakan sebagai pakan alami.
Dengan pendekatan ini, pihaknya berharap bisa menekan biaya operasional budidaya, meningkatkan efisiensi pakan, dan pada saat yang sama membangun ekosistem budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Pendekatan terpadu ini dinilai sangat efektif karena mampu menciptakan siklus yang saling mendukung dalam satu ekosistem.
Misalnya, maggot yang dihasilkan dari pengelolaan limbah organik bisa dimanfaatkan sebagai pakan ikan lele, sedangkan azolla dapat meningkatkan kandungan protein pada pakan secara alami.
Hal ini tentunya berkontribusi pada sistem budidaya yang lebih hemat biaya dan tidak tergantung pada pakan buatan.
Selain itu, program ini juga diproyeksikan untuk memperkuat kapasitas prajurit dalam menghadapi tantangan masa depan di luar bidang militer.
Mereka diberikan pemahaman dan keterampilan baru dalam bidang pertanian dan perikanan yang dapat dimanfaatkan setelah masa dinas berakhir.
Diharapkan pula bahwa melalui proyek ini, masyarakat dapat melihat langsung manfaat dari pertanian terpadu, serta termotivasi untuk memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah menjadi sumber penghasilan tambahan.
Lebih jauh, Letkol Yoyok menyampaikan bahwa Kodim membuka peluang pelatihan dan pendampingan kepada warga yang tertarik untuk mengembangkan budidaya ikan lele skala rumahan,
termasuk bagaimana mengelola kolam, mengatur pakan alami, serta melakukan panen secara efisien.
Dengan semangat kebersamaan dan edukasi, program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan di wilayah Sumenep,
tetapi juga mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis pertanian terpadu yang menjanjikan keberlanjutan serta pemberdayaan komunitas lokal.***