UMKMJATIM.COM – Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) menggelar kegiatan bertajuk “Pakis Pora” pada Minggu, 15 Juni 2025, di Lapangan RW 05, Kelurahan Pakis, Surabaya.
Acara ini sukses menarik perhatian warga karena memadukan unsur edukatif, hiburan, dan penguatan ekonomi lokal melalui keterlibatan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurut keterangan dari Ghozi Razief Mustofa selaku ketua pelaksana, “Pakis Pora” tidak hanya menghadirkan bazar UMKM, namun juga dimeriahkan oleh penampilan band lokal, FINCE, yang memberikan suasana segar dan menghibur bagi pengunjung.
Ghozi menyebut kehadiran hiburan musik tersebut menjadi nilai tambah yang mampu meningkatkan antusiasme masyarakat.
Kegiatan ini turut mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat setempat, salah satunya Ketua RT 06, Wisnu Wardhana.
Ia menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif para mahasiswa yang dinilainya mampu mendorong sinergi antar pelaku UMKM di wilayah Kelurahan Pakis.
Menurut Wisnu, kegiatan semacam ini menjadi solusi konkret dalam menyediakan wadah bersama bagi pelaku usaha kecil untuk terhubung dan saling mendukung.
Wisnu juga menekankan pentingnya keberadaan bazar seperti ini dalam membuka akses UMKM terhadap perhatian pemerintah daerah.
Ia mengungkapkan bahwa masih banyak pelaku usaha kecil yang belum mendapatkan pendampingan atau akses fasilitas yang memadai.
Karena itu, kegiatan seperti “Pakis Pora” diharapkan dapat menjadi jembatan antara UMKM dengan pihak-pihak yang mampu memberikan dukungan, termasuk instansi pemerintah.
Tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, Wisnu juga menyoroti peluang digital yang masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh sebagian UMKM.
Ia menyebut bahwa pemanfaatan media sosial dan platform digital lainnya bisa menjadi strategi pemasaran efektif yang menjangkau lebih luas, terutama di era serba online seperti saat ini.
Digitalisasi menurutnya, adalah pintu masuk penting bagi UMKM agar lebih kompetitif.
Lebih lanjut, ia mendorong para pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan berani tampil berbeda.
Dalam pandangannya, keberanian beradaptasi dengan tren pasar dan menciptakan produk yang unik menjadi faktor krusial agar usaha kecil mampu bertahan dan berkembang di tengah persaingan bisnis yang semakin dinamis.
Wisnu juga memberikan pesan inspiratif kepada generasi muda agar tidak ragu untuk terlibat dalam dunia kewirausahaan, terutama sektor UMKM.
Menurutnya, anak muda bisa mulai berkontribusi dari hal-hal sederhana, seperti membantu mempromosikan produk lokal di media sosial.
Kegiatan “Pakis Pora” mencerminkan kolaborasi nyata antara dunia pendidikan, masyarakat, dan pelaku usaha dalam membangun kemandirian ekonomi berbasis lokalitas.
Dengan pendekatan yang menyenangkan namun berdampak, acara ini membuktikan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat bisa dilakukan dengan cara kreatif dan inklusif.***