UMKMJATIM.COM – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) terus memperkuat upaya pengentasan kemiskinan berbasis potensi lokal.
Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah menyalurkan bantuan 55 ekor domba kepada dua kelompok ternak, yaitu Kelompok Jaya Bersama di Desa Bendoarum, Kecamatan Wonosari, dan Kelompok Lumbung Berdaya di Desa Curahpoh, Kecamatan Curahdami.
Bantuan tersebut terdiri atas 50 ekor domba betina dan 5 ekor domba jantan dengan nilai total Rp 75 juta.
Penyerahan dilakukan langsung oleh Wakil Ketua II Baznas Provinsi Jawa Timur.
Bukan hanya itu, pemerintah daerah melalui Bupati Bondowoso yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Fathur Rozi, juga menyerahkan bantuan tambahan berupa rumah layak huni senilai Rp 20 juta pada Kamis (31/7/2025).
Ketua Baznas Bondowoso, KH. Ahmadi, menyampaikan rasa syukur dan optimisme terhadap program ini.
Ia memberikan contoh kesuksesan serupa di Desa Sulek yang saat ini menjadi model pengembangan ekonomi masyarakat berbasis peternakan.
Dalam kurun waktu empat tahun, bantuan awal sebanyak 65 ekor kambing berhasil berkembang menjadi 700 ekor dan bahkan menarik perhatian akademisi sebagai bahan penelitian mahasiswa program doktoral.
Baznas Bondowoso berkolaborasi dengan Baznas Provinsi menerapkan pola kandang komunal sebagai metode budidaya.
Menurut KH. Ahmadi, sistem ini dianggap efektif dalam menjaga kesehatan ternak, meningkatkan populasi, serta memperkuat kerja sama antaranggota kelompok.
Pola tersebut melibatkan pembagian tugas secara bergilir, termasuk jadwal piket malam, sehingga seluruh anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab yang sama.
KH. Ahmadi menegaskan bahwa tujuan utama dari program ini bukan hanya sekadar beternak,
tetapi juga membangun kemandirian ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara bersama-sama.
Ia mengingatkan agar penerima bantuan aktif berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat untuk mendapatkan pendampingan teknis.
Selain itu, bantuan domba yang diberikan diharapkan tidak dijual atau disembelih, melainkan dikelola dengan baik agar berkembang biak dan memberikan manfaat jangka panjang.
Fathur Rozi, Sekretaris Daerah Bondowoso, menambahkan pernyataannya, bahwa bantuan dalam bentuk ternak dinilai lebih produktif dibandingkan bantuan tunai.
Menurutnya, bantuan uang bisa habis dalam waktu singkat, sedangkan bantuan berupa ternak dapat berkembang dan memberikan hasil yang berkelanjutan jika dikelola secara tepat.
Fathur Rozi juga meminta Dinas Peternakan untuk melakukan pendampingan secara intensif.
Ia berharap jika populasi domba meningkat, hasil pengembangannya dapat disalurkan kembali kepada warga lain sehingga manfaat program dapat dirasakan secara luas sesuai dengan semangat kelompok “Jaya Bersama”.
Diketahui, domba bantuan ini memiliki kemampuan melahirkan dua ekor anak sekaligus, sehingga peluang pengembangan populasi ternak dinilai cukup tinggi.
Dengan pengelolaan yang baik, program ini diharapkan mampu menciptakan kemandirian ekonomi sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong di tengah masyarakat desa.***