UMKMJATIM.COM – Gerakan Koperasi Merah Putih yang diinisiasi pemerintah pusat mulai menunjukkan geliatnya di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Hingga pertengahan 2025 ini, tercatat sebanyak 281 desa di wilayah tersebut telah resmi memiliki koperasi Merah Putih sebagai upaya mendorong kemandirian ekonomi desa.
Ishak Sudibyo, ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Bangkalan, menyatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan pendampingan secara berkelanjutan untuk memastikan koperasi-koperasi itu tidak hanya berdiri secara formal,
tetapi juga mampu menjalankan fungsi ekonomi secara aktif, mandiri, dan berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa pembinaan akan dilakukan secara bertahap melalui edukasi rutin, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten dan Dinas Koperasi.
Menurutnya, tantangan terbesar saat ini adalah memastikan koperasi yang baru terbentuk bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Fokus pada Sektor Strategis Desa
Gerakan Koperasi Merah Putih disusun untuk menjangkau sektor-sektor vital dalam kehidupan masyarakat pedesaan.
Beberapa di antaranya meliputi usaha simpan pinjam, pertanian, distribusi bahan pokok seperti sembako, hingga kebutuhan rumah tangga seperti LPG.
Ishak menjelaskan bahwa koperasi ini memiliki fleksibilitas dalam hal sumber permodalan, termasuk kemungkinan memperoleh dukungan dari Dana Desa tanpa batasan nominal tertentu.
Meskipun saat ini pemerintah daerah masih menanti petunjuk teknis permodalan dari pusat, Dekopinda Bangkalan tetap bergerak dengan strategi pembinaan yang menyasar aspek manajerial dan operasional koperasi.
Rencana Pembentukan Lembaga Koordinasi Koperasi Desa
Sebagai langkah lanjutan, Dekopinda juga berencana membentuk lembaga koordinasi antar koperasi desa guna memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas wilayah.
Ishak menyebut, koordinasi ini bertujuan menciptakan ekosistem koperasi yang saling mendukung, misalnya dalam hal distribusi komoditas antar kecamatan.
“Dengan adanya kerja sama ini, koperasi di wilayah surplus bisa memasok ke wilayah defisit, sehingga distribusi barang dan jasa bisa lebih efisien serta memberdayakan potensi ekonomi lokal,” ujarnya.
Menatap Digitalisasi
Walaupun penerapan teknologi digital di koperasi desa saat ini belum berjalan optimal, Dekopinda Bangkalan mulai membuka wacana transformasi digital di masa mendatang.
Ishak menyebutkan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan pemanfaatan sistem daring agar koperasi Merah Putih lebih adaptif terhadap perkembangan zaman dan kebutuhan pasar.
Ia menutup dengan harapan bahwa Gerakan Koperasi Merah Putih di Bangkalan tidak hanya menjadi simbol semangat gotong royong, tetapi juga mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa yang inklusif dan berdaya saing.***