UMKMJATIM.COM – Harga aneka jenis cabai di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, mengalami lonjakan signifikan per Kamis (3/7/2025), menyusul turunnya pasokan dari sejumlah wilayah penghasil utama.
Berdasarkan laporan terbaru dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, penurunan pasokan cabai rawit merah dari 17 ton menjadi hanya 10 ton memicu kenaikan harga di hampir semua varietas.
Suyono,Ketua APCI Kediri, mengatakan bahwa tidak hanya pasokan yang berkurang drastis, juga distribusi cabai ke sejumlah daerah seperti Jabodetabek, serta serapan industri dan pengiriman ke Kalimantan pun tengah dihentikan sementara.
Hal seperti ini menambah tekanan terhadap ketersediaan cabai di pasaran.
Kenaikan paling mencolok terjadi pada jenis Cabai Rawit Merah (CRM).
Varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dijual seharga Rp58.000 per kilogram kini melonjak menjadi Rp62.000 per kilogram, naik sebesar Rp4.000.
Varietas Asmoro 043 juga mengalami kenaikan yang sama, dari Rp57.000 menjadi Rp61.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Kamelia naik dari Rp56.000 menjadi Rp60.000 per kilogram, dan Prentol/Tumi 99 dari Rp52.000 menjadi Rp55.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi pada jenis Cabai Merah Besar (CMB).
Varietas Gada MK mencatatkan kenaikan tertinggi, dari Rp19.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.
Varietas Imola juga naik Rp6.000 menjadi Rp24.000, sementara varietas Sandi 08 meningkat dari Rp17.000 menjadi Rp23.000 per kilogram.
Untuk Cabai Merah Keriting (CMK), dua varietas yang banyak dikonsumsi masyarakat juga mengalami kenaikan.
Varietas Boos Tavi kini dibanderol Rp25.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp21.000, sedangkan varietas Sibad naik dari Rp20.000 menjadi Rp24.000 per kilogram.
Dari sisi pasokan, volume cabai yang masuk ke Pasar Induk Pare dari Kediri dan Malang juga menyusut.
Cabai Rawit Merah hanya mencapai 10 ton, turun signifikan dari sebelumnya 17 ton.
Sementara itu, pasokan Cabai Merah Besar tercatat hanya 6 ton, dan Cabai Merah Keriting bahkan hanya 1 ton.
Kondisi ini memperkuat tren kenaikan harga karena permintaan yang tidak diimbangi ketersediaan.
Menurut APCI, faktor cuaca, liburnya pengiriman ke daerah luar Jawa, serta terbatasnya tenaga kerja di beberapa sentra pertanian turut berkontribusi pada berkurangnya distribusi cabai ke pasar.
Kenaikan harga ini diprediksi akan bertahan beberapa waktu ke depan hingga pasokan kembali stabil.
Para pelaku pasar dan konsumen diimbau untuk tetap bijak dalam berbelanja dan mendukung petani lokal dalam menjaga stabilitas pasokan di tengah dinamika harga pangan nasional.***