BUSURNUSA.COM – Seiring laju pembangunan yang pesat di Kabupaten Sampang, sektor pariwisata daerah ini turut bertransformasi dan mulai menarik perhatian publik.
Di balik pertumbuhan tersebut, terdapat kontribusi besar dari para Pendamping Pariwisata Kabupaten Sampang yang bekerja tanpa lelah dalam menggali serta mengembangkan potensi wisata berbasis lokal.
Koordinator Pendamping Pariwisata Sampang, Achmad Vicky Faisal, mengungkapkan bahwa timnya menjalankan peran strategis dalam upaya menjadikan desa-desa di Sampang sebagai destinasi wisata unggulan.
Menurutnya, pendampingan dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur, mulai dari tahap awal perencanaan hingga penguatan kelembagaan masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa para pendamping hadir bukan hanya sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai mitra kerja bagi para pemuda desa yang memiliki semangat membangun wilayahnya lewat sektor pariwisata.
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah mendorong pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),
sekaligus memberikan arahan dalam pengembangan ekonomi kreatif lokal yang berbasis sumber daya alam dan budaya setempat.
Salah satu bukti nyata keberhasilan pendampingan ini terlihat dari prestasi Desa Wisata Bira Tengah, yang berhasil meraih juara 2 tingkat Provinsi Jawa Timur dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Desa tersebut masuk dalam kategori CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), sebuah pencapaian yang mencerminkan keseriusan dalam pengelolaan wisata berbasis keberlanjutan.
Achmad Vicky menuturkan bahwa proses pendampingan dilakukan secara bertahap, mulai dari penguatan kapasitas masyarakat, pengembangan sarana dan prasarana, hingga penerapan program-program unggulan.
Menurutnya, keberhasilan tidak datang secara instan, tetapi melalui proses yang konsisten dan kolaboratif bersama masyarakat desa.
Selain Bira Tengah, terdapat pula 35 desa wisata lainnya yang telah mendapatkan pendampingan intensif.
Beberapa di antaranya kini dikenal sebagai ikon wisata Kabupaten Sampang, seperti Air Terjun Toroan, Pantai Lon Malang, serta Desa Wisata Marparan, Klobu, dan Napo Laok.
Setiap desa memiliki kekhasan dan daya tarik tersendiri, mulai dari keindahan alam, kearifan lokal, hingga produk-produk ekonomi kreatif yang dikembangkan secara mandiri.
Dengan semangat kolaborasi antara pendamping, pemerintah desa, dan masyarakat setempat, sektor pariwisata Sampang mulai tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru.
Destinasi yang dulunya belum dikenal kini mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Pendampingan yang diberikan bukan hanya sekadar program, tetapi menjadi bagian dari proses pemberdayaan yang mendorong kemandirian desa dalam mengelola potensi pariwisatanya.
Transformasi ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, desa-desa di Sampang mampu bersaing dan berkontribusi dalam memajukan pariwisata nasional.***