UMKMJATIM.COM – Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Ponorogo kembali mengadakan program pelatihan kerja yang diperuntukkan bagi lulusan SMA dan SMK yang tengah mencari peluang kerja.
Tahun ini, kuota peserta disediakan bagi 208 orang yang akan tersebar dalam 13 paket pelatihan yang pelaksanaannya menggandeng tiga lembaga pelatihan kerja (LPK) mitra Disnaker.
Kepala Bidang Pelatihan Disnaker Ponorogo, Jekti Utami, menerangkan bahwa pelatihan ini sepenuhnya didanai melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
Menurutnya, pemerintah daerah berkomitmen mendukung pengembangan kompetensi kerja masyarakat agar dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Jenis pelatihan yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari tata busana, tata boga, make-up artist, administrasi perkantoran, hingga digital marketing.
Seluruh paket pelatihan akan berlangsung selama 10 hari intensif dengan jumlah peserta maksimal 16 orang per kelas.
Jekti menjelaskan, setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan secara penuh akan menjalani uji kompetensi.
Ujian tersebut menjadi tahapan wajib sebelum mereka dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat resmi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Sertifikasi ini diakui tidak hanya secara nasional, tetapi juga dalam lingkup Asia sebagai dokumen legal pembuktian keterampilan.
Ia menambahkan, penyelenggaraan pelatihan tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka, khususnya di kalangan angkatan kerja muda.
Disnaker berharap, peserta yang berhasil meraih sertifikat kompetensi dapat memperoleh nilai tambah saat melamar pekerjaan, baik di dalam maupun luar negeri.
Menurut Jekti, lulusan yang memegang sertifikat BNSP memiliki peluang lebih luas dan lebih dipercaya oleh perusahaan karena sudah dibekali keahlian yang teruji secara profesional.
Sertifikat ini juga menjadi salah satu syarat utama bagi sejumlah sektor industri yang membutuhkan tenaga kerja kompeten bersertifikat resmi.
Selain itu, program pelatihan ini diharapkan dapat memacu minat generasi muda Ponorogo untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja lebih dini.
Dengan adanya pelatihan terstruktur, peserta tidak hanya mempelajari keterampilan teknis, tetapi juga dibekali pengetahuan pendukung lain seperti etika kerja, keselamatan kerja, serta pengenalan dasar dunia industri dan usaha.
Disnaker Ponorogo pun membuka peluang bagi masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan untuk segera mendaftar.
Pendaftaran dapat dilakukan secara langsung ke kantor Disnaker setempat maupun melalui jalur online sesuai jadwal yang diumumkan.
Jekti memastikan pelatihan ini tidak dipungut biaya karena seluruh pembiayaan ditanggung oleh DBHCHT.
Ia juga mengajak lulusan SMA dan SMK yang belum bekerja agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
“Melalui pelatihan ini, pemerintah ingin menunjukkan komitmen nyata dalam mencetak tenaga kerja terampil dan siap pakai,” ujarnya.
Dengan program tersebut, Disnaker Ponorogo optimis ke depan semakin banyak generasi muda daerah yang mandiri,
berdaya saing tinggi, dan mampu bersaing tidak hanya di level nasional tetapi juga internasional.***