UMKMJATIM.COM – Pemerintah menegaskan pentingnya realisasi anggaran yang lebih agresif guna mencapai target pembangunan sekaligus memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Belanja yang tepat sasaran diyakini dapat memperkuat daya dorong perekonomian di wilayah Malang Raya dan Pasuruan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Malang pada Juli 2025 tercatat sebesar 0,12% (m-to-m) dan 2,24% (y-on-y).
Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi Jawa Timur, namun masih berada di bawah tingkat inflasi nasional.
Faktor utama penyebab inflasi bulanan adalah sektor pendidikan, sementara inflasi tahunan lebih banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Sebagai upaya pengendalian, pemerintah terus mengoptimalkan strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Di Malang Raya dan Pasuruan, realisasi belanja pemerintah pusat hingga Juli 2025 tercatat mencapai Rp52,3 miliar atau sekitar 38,71% dari total pagu anggaran.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Malang Raya dan Pasuruan terus menunjukkan tren peningkatan yang menggembirakan.
Kota Malang berhasil mencatat IPM tertinggi pada 2024 dengan angka 84,68, naik signifikan dibandingkan 83,39 pada tahun sebelumnya.
Capaian ini mengindikasikan adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraan ekonomi.
Keberhasilan ini juga mencerminkan efektivitas berbagai program pembangunan daerah yang telah dijalankan secara konsisten.
Tren positif juga terlihat dari data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam lima tahun terakhir.
Kota Malang mencatat penurunan signifikan dari 9,65% pada 2020 menjadi 6,10% pada 2024.
Lalu, Kota Batu menorehkan capaian terbaik dengan TPT terendah sebesar 3,63%.
Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Pasuruan yang menunjukkan perbaikan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.
Hal ini menandakan bahwa berbagai program ketenagakerjaan dan pengembangan ekonomi lokal telah berjalan efektif serta mampu meningkatkan daya saing wilayah.
Dengan terkendalinya inflasi, meningkatnya IPM, dan menurunnya angka pengangguran, Malang Raya dan Pasuruan dipandang memiliki prospek pembangunan yang cerah.
Pemerintah menekankan perlunya sinergi antara belanja publik, pengendalian harga, serta program peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk memastikan tren positif ini berlanjut.
Belanja anggaran yang diarahkan secara tepat diproyeksikan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi jangka pendek, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan.
Malang Raya dan Pasuruan tengah berada pada jalur yang positif dalam pembangunan ekonomi daerah.
Realisasi belanja yang agresif, inflasi yang terkendali, IPM yang terus meningkat, serta penurunan tingkat pengangguran menjadi indikator kuat bahwa strategi pembangunan yang diterapkan telah berjalan efektif.
Ke depan, sinergi antar pihak diharapkan semakin memperkuat capaian ini dan membawa dampak lebih luas bagi kesejahteraan masyarakat.***