UMKMJATIM.COM – Pergerakan harga cabai di Kabupaten Kediri kembali menjadi perhatian.
Berdasarkan laporan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Jumat (22/8/2025), pasokan cabai rawit yang masuk ke Pasar Induk Pare menurun cukup signifikan.
Jika sehari sebelumnya pasokan mencapai 18 ton, kini jumlahnya hanya sekitar 14 ton.
Penurunan tersebut langsung berdampak pada kenaikan harga di tingkat pasar.
Beberapa varietas cabai rawit maupun cabai keriting mengalami lonjakan harga Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram, sedangkan cabai merah besar relatif stabil.
Rincian Harga Cabai Rawit
Harga Cabai Rawit Merah (CRM) terpantau naik untuk hampir semua varietas.
Untuk CRM varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dijual di harga Rp21.000 per kilogram kini naik Rp1.000 menjadi Rp22.000 per kilogram.
Varietas Asmoro 043 juga mengalami penyesuaian harga dari Rp19.000 menjadi Rp20.000 per kilogram.
Kemudian untuk varietas Prentol/Tumi 99 naik dari Rp16.000 ke Rp17.000 per kilogram.
Adapun varietas Kamelia bertahan di harga Rp19.000 per kilogram tanpa perubahan.
Harga Cabai Merah Besar Stabil
Berbeda dengan cabai rawit, harga Cabai Merah Besar (CMB) masih stabil. Varietas Gada MK berada di kisaran Rp24.000 per kilogram, varietas Imola Rp22.000 per kilogram, dan varietas Sandi 08 Rp20.000 per kilogram.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pasokan CMB masih mencukupi, sehingga tidak terjadi kenaikan harga seperti pada cabai rawit.
Cabai Merah Keriting Ikut Terkerek
Kenaikan harga juga terjadi pada Cabai Merah Keriting (CMK). Varietas Boos Tavi yang sehari sebelumnya dijual Rp19.000 kini naik Rp2.000 menjadi Rp21.000 per kilogram.
Varietas Sibad juga ikut terkerek dari Rp17.000 ke Rp19.000 per kilogram.
Ketua APCI Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa kenaikan harga terutama terjadi pada cabai rawit dan cabai keriting karena berkurangnya pasokan pada hari itu.
Sementara untuk cabai merah besar, harga relatif stabil.
Distribusi dan Serapan Cabai
Dari Pasar Induk Pare, cabai didistribusikan ke sejumlah daerah, termasuk Jabodetabek, Kalimantan, serta industri pengolahan. Untuk cabai keriting, pengiriman mencapai 0,5 ton, sedangkan cabai rawit merah sekitar 1,5 ton.
Industri menyerap cabai merah besar hingga 2 ton, ditambah 1,5 ton cabai rawit merah.
Sementara ke Kalimantan, pengiriman cabai rawit merah mencapai 5 ton.
Pasokan cabai merah besar sebagian besar berasal dari Kediri, Malang, dan Blitar dengan total 6 ton.
Untuk cabai merah keriting, wilayah Kediri menyumbang sekitar 1 ton. Sedangkan cabai rawit merah yang masuk ke Pasar Induk Pare didominasi dari Kediri dan Malang dengan total 14 ton.
Kenaikan harga cabai di Kediri memperlihatkan betapa sensitifnya harga pangan terhadap pasokan.
Meskipun cabai merah besar masih stabil, cabai rawit dan cabai keriting mengalami kenaikan akibat berkurangnya jumlah yang masuk ke pasar.
Jika tren pasokan menurun terus berlanjut, bukan tidak mungkin harga cabai di tingkat konsumen akan semakin melonjak dalam beberapa waktu ke depan.***