UMKMJATIM.COM – Mojokerto kini punya terobosan baru di sektor peternakan melalui hadirnya Setia Kawan Farm (SKF), sebuah peternakan kambing dan domba impor fullblood pertama sekaligus satu-satunya di wilayah ini.
Terletak di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, farm tersebut berdiri sejak tahun 2023 dengan memanfaatkan lahan luas sekitar empat hektar yang dilengkapi area hijau sebagai sumber pakan alami.
Ketika pertama kali berdiri, jumlah ternak yang dipelihara hanya sekitar 20 ekor.
Namun, yang membedakan SKF dari peternakan lain adalah jenis kambing dan domba yang mereka datangkan langsung dari Australia dan Afrika Selatan.
Untuk jenis ternaknya sendiri bukan ternak biasa, melainkan termasuk dalam kategori genetik unggul yang untuk saat ini banyak diminati peternak modern.
Di antara jenis yang dipelihara, terdapat kambing Dorper asal Australia yang memiliki ciri khas kepala hitam dengan bulu tebal sehingga tampilannya terlihat lebih eksotis.
Ada pula kambing Boer dari Afrika Selatan yang berpenampilan unik dengan tubuh berwarna putih, kepala merah kecokelatan, serta dilengkapi tanduk dan telinga panjang.
Menurut pengelola SKF, Fardan Setyo Alamsah, kehadiran dua jenis kambing tersebut mampu membawa warna baru dalam dunia peternakan lokal.
Keberadaan Setia Kawan Farm bukan sekadar dijalankan sebagai bisnis.
Lebih dari itu, farm ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
SKF bahkan memiliki unit usaha tambahan berupa produksi pakan konsentrat yang bahan dasarnya berasal dari hasil pertanian.
Dengan konsep tersebut, farm ini hadir sebagai one stop solution untuk peternak, mulai dari penyediaan bibit unggul hingga kebutuhan pakan.
Dalam hal harga, hasil persilangan kambing fullblood dengan lokal relatif lebih terjangkau.
Anak kambing berusia 4–5 bulan umumnya dipasarkan dengan kisaran harga Rp2 juta hingga Rp3 juta per ekor.
Namun, bagi yang menginginkan kambing murni fullblood, perlu menyiapkan biaya antara Rp20 juta hingga Rp25 juta per ekor.
Meski demikian, nilai jual tinggi sebanding dengan kualitas genetik serta potensi pertumbuhan yang dimiliki.
Pertumbuhan farm ini juga tergolong sangat cepat.
Dalam kurun waktu hanya dua tahun, populasi ternak meningkat pesat dari awalnya 20 ekor menjadi sekitar 800 ekor.
SKF kini memiliki tiga jenis kandang, yaitu kandang khusus untuk fullblood, kandang hasil persilangan, serta kandang untuk produksi pakan.
Dengan pengelolaan yang modern dan berstandar, farm ini telah menarik perhatian peternak dari berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Bali, yang tertarik untuk belajar, berkonsultasi, hingga menjalin kemitraan.
Fardan menegaskan bahwa faktor utama yang membuat kambing Dorper dan Boer diminati adalah pertumbuhannya yang cepat, perawatan yang mudah, serta kualitas genetik yang teruji.
Dengan keunggulan tersebut, kedua jenis kambing ini mulai menjadi primadona baru dalam dunia peternakan Indonesia.
Harapannya, Setia Kawan Farm dapat berkembang menjadi pusat percontohan bagi peternak lain, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap program pemerintah dalam memperkuat sektor ketahanan pangan.
Dengan semangat inovasi dan komitmen tinggi, Mojokerto kini memiliki potensi besar untuk dikenal sebagai salah satu sentra peternakan unggul di Indonesia.***