UMKMJATIM.COM – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Situbondo kembali mencatat keberhasilan dalam mendukung ketahanan pangan melalui panen terong dan selada yang dilakukan di area Branggang, Sabtu (2/8/2025).
Program pertanian ini menjadi wujud nyata komitmen Rutan dalam mewujudkan kemandirian pangan sekaligus memberikan pembinaan produktif bagi warga binaan.
Suwono, Kepala Rutan Kelas IIB Situbondo, mengatakan bahwa panen kali ini berhasil menghasilkan puluhan kilogram sayuran segar.
Terong yang dipanen mencapai 30 kilogram, sementara selada sebanyak 25 kilogram. Menurutnya, hasil ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi Menteri Hukum dan HAM.
Suwono menuturkan bahwa program pertanian tersebut tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehat dan bergizi bagi warga binaan, tetapi juga sebagai bentuk kontribusi nyata Rutan Situbondo dalam memperkuat ketahanan pangan di tengah tantangan ekonomi.
Sebagian besar hasil panen digunakan untuk konsumsi internal di rutan, sementara sebagian lainnya dijual kepada masyarakat sekitar.
Ia juga menekankan bahwa kegiatan panen melibatkan pegawai rutan bersama sejumlah warga binaan yang diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses bertani.
Menurutnya, aktivitas ini tidak hanya membuktikan kemampuan teknis dalam bercocok tanam, tetapi juga menjadi bagian penting dari program pembinaan produktif yang bermanfaat bagi para warga binaan.
Suwono menambahkan bahwa keberhasilan panen terong dan selada menunjukkan keseriusan Rutan Situbondo dalam memberikan pendampingan dan keterampilan yang dapat berguna bagi warga binaan setelah mereka kembali ke masyarakat.
Ia menilai bahwa bertani adalah salah satu cara efektif untuk membangun kemandirian dan tanggung jawab, sekaligus memberikan peluang positif bagi para narapidana untuk berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
Lebih jauh, Suwono menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya.
Menurutnya, pendekatan ketahanan pangan yang dilakukan Rutan Situbondo dapat menjadi contoh dalam menciptakan program pembinaan yang tidak hanya fokus pada perbaikan mental,
tetapi juga pada pengembangan keterampilan praktis yang bisa membantu warga binaan di masa yang akan datang.
Rutan Situbondo berkomitmen untuk terus mengembangkan program pertanian serupa, tidak hanya terbatas pada terong dan selada, tetapi juga komoditas pangan lainnya.
Dengan upaya tersebut, diharapkan kontribusi terhadap program ketahanan pangan nasional dapat semakin nyata, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar.
Suwono menegaskan bahwa pihaknya ingin membuktikan bahwa warga binaan, meskipun berada dalam masa pembinaan, tetap memiliki kesempatan untuk belajar dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Program pertanian ini, menurut pendapatnya, menjadi bukti nyata bahwa pembinaan di Rutan Situbondo bukan sekadar menekankan pembentukan karakter, melainkan juga pemberdayaan secara ekonomi.***