UMKMJATIM.COM – Perum Bulog Cabang Madura memastikan bahwa persediaan beras di wilayah Madura berada dalam kondisi aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama musim kemarau hingga awal tahun 2026.
Berdasarkan data terbaru, Bulog memiliki cadangan sekitar 2.300 ton beras yang siap didistribusikan untuk berbagai program, termasuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Pimpinan Cabang Perum Bulog Madura, Ahmad Rofi’i, menyampaikan bahwa stok yang ada telah dipersiapkan secara matang untuk menjaga kestabilan pasokan sekaligus menekan gejolak harga di pasaran.
Ia menegaskan, dengan jumlah cadangan tersebut, kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi tanpa kendala hingga pergantian tahun.
Menurut Rofi’i, kebutuhan historis wilayah Madura untuk operasi pasar dan program SPHP rata-rata mencapai 200 ton per bulan.
Karena hal itulah, ketersediaan beras saat ini diperkirakan cukup aman hingga awal tahun depan, bahkan sebelum tambahan pasokan masuk.
Ia menyebutkan, Bulog Madura juga telah melakukan langkah antisipasi dengan mengajukan permintaan tambahan pasokan sebesar 350 ton kepada Kantor Wilayah Bulog Jawa Timur.
Tambahan ini bertujuan memperkuat cadangan dan memastikan keamanan pasokan dalam jangka panjang.
Rofi’i menuturkan bahwa setelah tambahan tersebut masuk, pihaknya akan kembali melakukan evaluasi untuk melihat apakah diperlukan penguatan stok lebih lanjut.
Evaluasi berkala ini menjadi bagian dari strategi Bulog dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan di wilayah Madura.
Ia juga menekankan bahwa komitmen Bulog Madura tidak hanya sebatas menjaga ketersediaan beras, tetapi juga memastikan harga tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Upaya ini dilakukan melalui program SPHP, operasi pasar, serta koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya.
Bulog Madura memandang musim kemarau sebagai periode yang rawan terhadap fluktuasi harga bahan pokok, termasuk beras.
Oleh karena itu, ketersediaan stok yang memadai menjadi faktor kunci untuk mencegah lonjakan harga yang dapat memberatkan masyarakat,
terutama di wilayah dengan pasokan air terbatas dan produksi padi yang menurun.
Selain peran dalam stabilisasi harga, keberadaan cadangan beras juga menjadi penyangga untuk program bantuan pangan yang sewaktu-waktu diperlukan, baik dalam rangka pengendalian inflasi maupun bantuan sosial.
Dengan manajemen stok yang terukur, Bulog berharap masyarakat tidak khawatir terhadap potensi kelangkaan beras menjelang akhir tahun.
Ahmad Rofi’i memastikan bahwa Bulog Madura akan terus memantau perkembangan pasokan dan permintaan pasar secara ketat.
Ia menegaskan, pihaknya siap melakukan intervensi pasar kapan pun diperlukan untuk menjaga harga tetap terkendali.
Dengan langkah antisipatif ini, masyarakat Madura diharapkan dapat menjalani musim kemarau dengan tenang, tanpa kekhawatiran akan ketersediaan dan keterjangkauan harga beras.
Bulog Madura menutup pernyataannya dengan jaminan bahwa stok aman hingga awal 2026, dan berbagai upaya penguatan cadangan akan terus dilakukan demi menjaga ketahanan pangan daerah.***