UMKMJATIM.COM – Menjelang puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Jumat, 10 April 2025 atau bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah,
Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (DUKPP) terus memperketat pemantauan harga dan ketersediaan bahan pokok.
Kepala DUKPP Sumenep, Moh. Ramli, menyampaikan bahwa lembaganya tidak bekerja sendiri.
Instansinya menggandeng berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan pemantauan secara terkoordinasi di sejumlah pasar induk, termasuk Pasar Anom dan Pasar Bangkal.
Pemantauan ini bertujuan menjaga inflasi daerah tetap terkendali, sekaligus memastikan stabilitas harga serta ketersediaan bahan kebutuhan pokok.
Upaya menjaga stabilitas harga tidak hanya dilakukan dengan pemantauan.
DUKPP juga menggelar operasi pasar murah di sejumlah kecamatan.
Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Perum Bulog serta dukungan dari berbagai pihak lainnya.
Ramli menekankan bahwa momentum keagamaan seperti Maulid Nabi menjadi momen penting untuk memastikan masyarakat dapat memperoleh bahan pokok dengan harga terjangkau.
Ia menambahkan bahwa seluruh hasil pemantauan harga dan stok bahan pangan nantinya akan dilaporkan ke pusat melalui aplikasi yang telah disediakan pemerintah.
Langkah ini dinilai penting agar data yang dikumpulkan bisa langsung dianalisis dan ditindaklanjuti secara nasional.
Selain fokus pada pengendalian inflasi, Pemkab Sumenep juga tengah memperkuat ketahanan pangan daerah.
Ramli menjelaskan bahwa penguatan tersebut dilakukan melalui sinergi antara DUKPP dengan berbagai OPD teknis lintas sektor.
Hal ini mencakup upaya memastikan ketersediaan bahan pokok tidak hanya di daratan, tetapi juga wilayah kepulauan yang menjadi bagian besar dari Kabupaten Sumenep.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan para pedagang agar tidak melakukan praktik penimbunan.
Menurutnya, aksi penimbunan justru dapat menimbulkan kelangkaan semu dan berpotensi mendorong kenaikan harga secara signifikan.
Di sisi lain, masyarakat juga diminta agar tidak melakukan aksi belanja berlebihan atau panic buying.
Pola konsumsi yang tidak terkendali bisa memperburuk kondisi harga di pasar.
Pemkab Sumenep percaya bahwa stabilitas harga pangan dapat tercapai jika semua pihak bekerja sama.
Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dianggap sebagai kunci untuk menciptakan iklim perdagangan yang sehat sekaligus menjaga daya beli.
Momentum Maulid Nabi tahun ini diharapkan dapat menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan dan gotong royong, tidak hanya dalam kehidupan sosial, tetapi juga dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
Dengan adanya operasi pasar murah, pemantauan harga yang rutin, serta distribusi bahan pokok hingga ke wilayah kepulauan, masyarakat Sumenep diyakini dapat melewati perayaan keagamaan dengan kondisi ekonomi yang lebih stabil.***