UMKMJATIM.COM – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu menjadi momen istimewa bagi masyarakat Madura, termasuk di Kabupaten Sumenep.
Pada Rabu (3/9/2025), nuansa kemeriahan begitu terasa di Pasar Tradisional Saronggi. Sejak pagi buta, ratusan warga tampak berbondong-bondong datang untuk membeli kebutuhan perayaan.
Buah-buahan menjadi komoditas yang paling banyak dicari. Pisang, jeruk, apel, hingga anggur ludes diserbu pembeli karena dianggap sebagai pelengkap dalam tradisi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Lonjakan permintaan ini membuat suasana pasar begitu ramai, bahkan jauh lebih padat dibandingkan hari biasa.
Para pedagang buah mengaku sangat terbantu dengan adanya momen Maulid Nabi. Mereka merasakan lonjakan penjualan yang cukup signifikan.
Salah seorang pedagang bernama Wati mengungkapkan bahwa setiap kali memasuki bulan Maulid, dagangannya selalu lebih cepat habis dibandingkan biasanya.
Ia menyebutkan bahwa berkah Maulid tidak hanya terasa dalam bentuk peningkatan penjualan, tetapi juga suasana kebersamaan yang membuat pasar lebih hidup.
Menurutnya, momen ini menjadi salah satu waktu terbaik bagi pedagang pasar untuk meraup keuntungan sekaligus mempererat silaturahmi dengan pelanggan.
Kemeriahan yang terjadi di Pasar Saronggi bukan hanya sekadar aktivitas jual-beli. Tradisi membeli buah untuk perayaan Maulid Nabi sudah mengakar kuat di masyarakat Madura.
Bagi mereka, buah bukan hanya simbol kelengkapan hidangan, tetapi juga melambangkan kesyukuran serta penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah SAW.
Selain itu, pasar menjadi ruang interaksi sosial yang kental. Para pembeli tidak hanya datang untuk berbelanja, tetapi juga saling bertemu dengan kerabat, tetangga, dan sahabat.
Aktivitas tawar-menawar yang terjadi pun menambah semarak suasana, sekaligus menghadirkan kehangatan khas pasar tradisional.
Peningkatan jumlah pembeli pada momen Maulid Nabi di Sumenep menjadi gambaran betapa tingginya antusiasme masyarakat dalam menjaga tradisi keagamaan.
Meski sederhana, perayaan ini membawa kebahagiaan tersendiri karena mampu mempertemukan banyak orang dalam suasana penuh suka cita.
Bagi warga, Maulid Nabi tidak hanya sebatas peringatan keagamaan, melainkan juga momentum untuk mempererat tali persaudaraan dan menjaga semangat gotong royong.
Tak heran jika pasar tradisional menjadi salah satu pusat keramaian utama setiap kali bulan Maulid tiba.
Kemeriahan di Pasar Saronggi saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi bukti bahwa tradisi keagamaan mampu membawa berkah ekonomi sekaligus mempererat hubungan sosial masyarakat.
Pedagang buah merasakan lonjakan pendapatan, sementara warga menikmati suasana pasar yang ramai dengan interaksi penuh makna.
Momentum ini menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi tidak hanya bermakna religius, tetapi juga memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Madura, khususnya di Sumenep.***