UMKMJATIM.COM – Kementerian BUMN menegaskan pentingnya peran Koperasi Merah Putih (KMP) dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Tidak hanya dimanfaatkan sebagai kios penyalur pupuk, KMP diharapkan bisa menjalankan fungsi lebih luas, yaitu sebagai penampung hasil panen petani agar jalur distribusi pangan menjadi lebih efisien.
Koordinator Keasdepan Industri Pangan dan Pupuk Kementerian BUMN, Dini Desvalina, menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat koperasi sebagai mitra petani.
Menurutnya, KMP idealnya tidak hanya memastikan distribusi pupuk tepat waktu, tetapi juga menjadi ruang bagi petani untuk menjual hasil panen dengan jaminan pasar yang lebih baik.
Dini menilai pola baru ini berpotensi mengurangi ketergantungan petani pada tengkulak yang selama ini menjadi jalur utama pemasaran hasil panen.
Dengan adanya KMP, petani akan lebih mudah mendapatkan akses pasar sekaligus memperoleh harga yang lebih wajar.
Selain berfungsi sebagai kios pupuk dengan harga terjangkau, KMP juga dapat membantu menjaga ketersediaan pangan di pasar.
Jika dikelola dengan profesional, koperasi ini diyakini bisa menjadi tulang punggung dalam ekosistem pangan nasional.
“Keberadaan KMP diharapkan mampu menstabilkan harga pangan sekaligus memperkuat rantai distribusi,” jelas Dini.
Inisiatif pemerintah ini disambut positif oleh sejumlah petani. Mereka berharap peran ganda KMP benar-benar diimplementasikan di lapangan, tidak hanya sebatas wacana.
Menurut petani, keberadaan koperasi yang mampu menyalurkan pupuk sekaligus menyerap hasil panen akan sangat membantu mengatasi masalah klasik di sektor pertanian,
yaitu keterlambatan distribusi sarana produksi dan kesulitan menjual produk.
Petani juga meyakini bahwa apabila KMP dijalankan secara konsisten, kesejahteraan mereka akan meningkat.
Selain itu, distribusi pangan yang lebih merata akan membuat harga kebutuhan pokok lebih stabil di tingkat konsumen.
Langkah Kementerian BUMN dalam memperluas fungsi KMP diharapkan mampu menciptakan jaringan distribusi pangan yang lebih kokoh.
Dengan peran sebagai kios pupuk sekaligus penampung hasil panen, koperasi ini akan menjadi simpul penting dalam rantai pasok nasional.
Jika konsep ini berhasil diterapkan di banyak daerah, KMP berpotensi menjadi solusi permanen untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan konsumsi pangan di Indonesia.
Pemerintah pun optimistis bahwa model ini tidak hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga mampu meningkatkan daya saing petani di pasar domestik maupun global.
Transformasi KMP merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam mengedepankan sektor koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.
Melalui strategi ini, ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada distribusi besar melalui perusahaan, tetapi juga diperkuat oleh jaringan koperasi yang langsung bersentuhan dengan petani.
Dengan demikian, peran Koperasi Merah Putih bukan sekadar kios pupuk, melainkan juga motor penggerak kesejahteraan petani sekaligus penopang utama ketersediaan pangan di Indonesia.***